Pemkot Bandung Imbau Panitia Kurban Bagikan Daging Gunakan Tempat Ramah Lingkungan

- Pemkot Bandung mengimbau panitia kurban untuk menggunakan plastik ramah lingkungan saat membagikan daging kurban untuk mengurangi sampah plastik.
- Pemkot Bandung menyiapkan ribuan petugas kebersihan untuk menjaga kebersihan saat penyembelihan hewan kurban dan melakukan pemeriksaan postmortem.
- Sebanyak 30% dari total hewan kurban di Kota Bandung dinyatakan tidak layak disembelih, mayoritas karena belum cukup umur, namun tidak ada yang terdeteksi memiliki penyakit menular seperti PMK.
Bandung, IDN Times - Hari Raya Iduladha erat kaitannya dengan kegiatan kurban. Pembagian daging kurban pun menjadi sorotan karena bisa menimbulkan timbunan sampah plastik.
Untuk meminimalisir hal tersebut, Pemkot Bandung mengajak panitia kurban untuk memaksimalkan barang ramah lingkungan termasuk plastik yang lebih cepat terurai ketika membagikan daging kurban. Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menuturkan, ia belum mengeluarkan aturan khusus, tapi akan fokus pada imbauan lebih dulu.
"Kalau larangan sampah plastik belum bisa kita lakukan, karena kita belum menemukan alternatif. Tapi insyaAllah ini akan menjadi pekerjaan rumah kita tahun depan, karena ini menyangkut masalah pengelolaan sampah," kata Farhan, Jumat (6/6/2025).
1. Siapkan petugas kebersihan pasca
.jpg)
Berdasarkan data rekapitulasi Bagian Kesra, jumlah hewan kurban di Kota Bandung tahun ini tercatat sebanyak 13.321 ekor, terdiri 7.165 ekor sapi dan 6.156 ekor domba/kambing. Kecamatan dengan jumlah hewan kurban terbanyak di antaranya Sukajadi dengan 852 ekor, Mandalajati dengan 677 ekor, dan Cibiru dengan 577 ekor. Sedangkan lokasi salat terbanyak berada di Bojongloa Kaler sebanyak 111 titik, Bandung Kulon 116 titik, dan Sukajadi 114 titik.
Pemkot Bandung juga menyiapkan ribuan petugas kebersihan untuk memastikan pelaksanaan salat dan penyembelihan hewan kurban berjalan tertib, bersih, dan nyaman.
“Kami mengimbau masyarakat menjaga kebersihan lingkungan selama Iduladha, terutama di area penyembelihan hewan kurban,” tambah Momon.
Selain itu, Pemkot menugaskan petugas pemeriksa postmortem atau pemeriksaan setelah pemotongan hewan yang bertugas dari Hari Raya Iduladha hingga berakhirnya hari tasyrik. Jumlahnya sekitar 172 orang.
2. Masih ada hewan kurban tidak laik diperjualbelikan

Pemerintah Kota Bandung melakukan pengecekan kelayakan hewan kurban di berbagai tempat penjualan hewan. Hingga saat ini, sebanyak 70 persen dari total hewan kurban yang ada di Kota Bandung dinyatakan layak untuk disembelih.
Sebanyak 30 persen lainnya dinyatakan tidak sehat termasuk faktor belum cukup umur. Total terdapat hampir 10 ribu hewan kurban yang telah masuk ke Kota Bandung sampai hari ini.
"Sejauh ini sudah ada hampir 10 ribu lebih hewan kurban masuk ke Kota Bandung. Hasil screening kita menunjukan bahwa ada 30 persen yang tidak sehat. Artinya belum cukup umur, karena kita harus mengikuti sesuai dengan rukun yang telah ditentukan oleh syariat," ungkap Farhan.
3. Tak ada hewan kurban dengan PMK di Bandung

Hal sama diungkapkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung Gingin Ginanjar mengatakan, 30 persen hewan kurban yang dinyatakan tidak layak didasarkan pada beberapa kondisi. Mayoritas faktornya adalah karena tak cukup umur.
"Persyaratan untuk kurban itu tidak hanya sekedar sehat tapi layak. Nah, ditemukan yang tidak layak itu karena belum masuk umur. Ada beberapa yang dijual usia muda, sekitar 20 persen. Yang kondisi layak dan sehat ada 70 persen," ungkap Gingin.
Sebanyak 10 persen sisanya, ia mengatakan, ditemukan gejala gangguan kesehatan ringan. Namun ia memastikan, sejauh ini tidak ada hewan yang terdeteksi memiliki gejala penyakit menular seperti PMK.
"Tidak sehatnya itu tidak disebabkan oleh penyakit yang menular, penyakit-penyakit ringan, karena banyak yang dijual di pinggir jalan. Seperti ada penyesuaian cuaca, kondisi, salah makan sehingga diare, atau sakit mata karena angin," paparnya.