Pemerintah Beri Santunan Rp15 Juta bagi Santri Korban Longsor Sukabumi

Sukabumi, IDN Times - Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf memberikan santunan bagi ahli waris santri yang meninggal dan terluka dalam insiden ambruknya dinding pematang kolam di Ponpes Yaspida, Kabupaten Sukabumi. Masing-masing santri yang meninggal dunia mendapatkan santunan sebesar Rp15 juta dan santri terluka mendapatkan santunan sebesar Rp5 juta.
Diketahui peristiwa bencana alam itu terjadi di Ponpes Yaspida di Jalan Parungseah, Desa Cipetir, Kecamatan Kadudampit, Sukabumi, Rabu (13/11/2024) malam sekitar pukul 21.30 WIB. Dari sembilan santri yang menjadi korban, empat orang meninggal dunia dan lima orang luka-luka.
"Iya sebenarnya ini adalah bagian dari perintah Pak Presiden untuk bisa respons cepat, terukur dan tentu sesuai dengan tupoksi. Ini yang kami lakukan selama ini dalam rangka menindaklanjuti arahan bapak Presiden agar ketika ada bencana kami bisa memberikan dukungan sesuai dengan tugas dan kewenangan kami," kata Gus Ipul, sapaan akrabnya kepada awak media, Senin (18/11/2024).
1. Beri bantuan logistik

Dia mengatakan, tak hanya bantuan, pihaknya juga memberikan dukungan penguatan logistik dan shelter. Selain bantuan bagi korban, ia juga menyalurkan bantuan tanggap darurat sebesar Rp193 juta, 500 paket perlengkapan sekolah senilai Rp100 juta, dan paket sembako penerima santunan sebesar Rp2,7 juta.
"Ini kan khusus karena ada bencana, karena terdampak ya kami beri dukungan. Tidak hanya pesantren di manapun yang terdampak kami berikan dukungan sesuai dengan kapasitas Kemensos," ujarnya.
2. Anggaran Kemensos Rp599 miliar untuk Sukabumi

Pada kesempatan tersebut, Gus Ipul mengatakan, di Kabupaten Sukabumi Kemensos menganggarkan Rp599 miliar terkait bantuan sosial. Bentuk program bantuan itu termasuk Bantuan Keberlanjutan Hidup (BKH) bagi lansia dan program-program lainnya.
"Khusus di Sukabumi, program kami banyak sekali mulai dari BKH, bansos, dan juga program-program rehabilitas nilainya khusus di Sukabumi itu lebih dari Rp599 miliar setahun hanya dari Kemensos. Apa cukup? Ya masih belum cukup. Makanya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial kami bekerja sama dengan pemerintah daerah," tuturnya.
3. Ponpes bentuk santri siaga bencana

Pimpinan Ponpes Darussyifa Al-Fithroh, KH. E. Supriatna Mubarak menambahkan, bantuan tersebut diberikan secara langsung kepada orangtua santri yang meninggal dunia dan terluka. Dia berharap peristiwa ini dapat memberikan hikmah bagi semua masyarakat di Ponpes utamanya keluarga korban.
"Yang kedua adalah kepada anak-anak kami yang ada di sini supaya mereka ini semakin semangat dan semakin hati-hati karena kondisi kami pondok pesantren ini kondisinya seperti ini, banyak santrinya. Tentunya ini semuanya memerlukan kehati-hatian dan Insya Allah sistem yang kami bangun dalam menjalankan sistem pendidikan di pondok ini Insya Allah kondusif," kata Supriatna.
Ia mengaku sudah membentuk santri siaga bencana sesuai dengan arahan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
"Insya Allah itu sudah kami lakukan dan Insya Allah sekarang sudah ada piket dan selalu diawasi oleh kepolisian dan TNI," ujarnya.