Bandung, IDN Times - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sistem keuangan terjaga dan kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan membaik, yang berkontribusi terhadap berlanjutnya pemulihan ekonomi nasional di tengah pelemahan ekonomi dan inflasi global yang tinggi, pengetatan kebijakan moneter yang agresif, dan peningkatan tensi geopolitik yang berkepanjangan.
Di Provinsi Jawa Barat, Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan 2 dan Manajemen Strategis KR2 Jawa Barat Aulia Fadly mengatakan, seiring pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) penyaluran kredit atau pembiayaan perbankan Jawa Barat juga tumbuh positif sebesar 8,02% year on year (yoy/secara tahunan), dengan risiko kredit yang berada pada level yang manageable dan semakin membaik dengan indikator Non-Performing Loan (NPL) gross Agustus 2022 sebesar 3,54%. Di mana NPL pada Agustus 2021 mencapai 4,21%.
Dari penetrasi pasar modal di Jawa Barat, jumlah Single Investor Identification (SID) tercatat bertumbuh 75,2% menjadi sebanyak 2,1 juta atau 22,3% dari total SID Nasional.
"Angka ini menempati posisi pertama diikuti DKI Jakarta dan Jawa Timur. Tren peningkatan SID ini menunjukkan bahwa minat masyarakat untuk berinvestasi pasar modal di Jawa Barat tergolong cukup masif dibandingkan daerah lain," ujar Aulia, Minggu (9/10/2022).
Adapun transaksi saham per Agustus 2022 mencapai Rp254 triliun atau sekitar 10,18% dari transaksi Nasional.