Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kisruh Manajemen, Pakan Ratusan Hewan Bandung Zoo Terancam Terganggu

WhatsApp Image 2025-07-04 at 11.46.49 AM.jpeg
Kebun Binatang Bandung (Bandung Zoo). IDN Times/Debbie Sutrisno
Intinya sih...
  • Banyak pengunjung sudah beli tiket online, kehilangan pendapatan dari sewa booth dan event weekend
  • Sayangkan adanya penutupan secara paksa oleh Pemkot tanpa alasan jelas
  • Yayasan baru sanggah adanya pembiaran hewan di Bandung Zoo, menyanggah klaim bahwa Tama kelaparan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Kebun Binatang Bandung sudah beberapa hari ditutup karena konflik internal Yayasan Margasatwa Tamansari (YMT). Kondisi ini menggerus keuangan manajemen yang bisa berdampak pada pengurangan pakan hewan.

Perwakilan dari manajemen lama YMT Sulhan Syafi'i mengatakan, sampai hari ini Bandung Zoo memang masih ditutup. Meski demikian para pekerja yang selama ini beroperasi sekitar 50 orang masih berjaga untuk memberi pakan hewan yang mencapai 700. Dia pun khawatir ketika penutupan ini dilakukan berkepanjangan maka kas yayasan akan nol sehingga pakan hewan tidak bisa diberikan.

"Jangan nol lah. Nol, kan tidak ada pengunjung. Kita kan satu-satunya pemasukan itu dari pengunjung. Yang terbesar memang dari pengunjung, kedua dari sewa-sewa booth atau tenant, kemudian dari restock," kata Sulhan dalam konferensi pers di Bandung, Senin (111/8/2025).

1. Banyak pengunjung sudah beli tiket online

WhatsApp Image 2025-07-04 at 11.46.47 AM.jpeg
Kebun Binatang Bandung (Bandung Zoo). IDN Times/Debbie Sutrisno

Selain tiket, kebun binatang juga kehilangan pendapatan dari sewa booth, event weekend, dan sumbangan. "Sabtu, Minggu, dan tanggal merah biasanya banyak event. Orang mau promosi, kita dapat pemasukan dari situ," katanya.

Pengunjung yang sudah membeli tiket online pun terpaksa dibatalkan. "Mungkin seratus lebih dari hari pertama sampai hari ini, mereka sudah beli online. Kita akan ganti sih, itu kerugian kita," ucap Sulhan.

2. Sayangkan adanya penutupan secara paksa

WhatsApp Image 2025-07-04 at 11.46.48 AM (1).jpeg
Kebun Binatang Bandung (Bandung Zoo). IDN Times/Debbie Sutrisno

Sulhan mengungkapkan bahwa penutupan ini dilakukan sepihak oleh Pemkot tanpa alasan jelas. "Deadlock. Mereka tetap mau mengelola, terus kita bilang alasan Anda apa? Ini tidak ada konteks apa-apa, kita jalan dengan baik kok, Anda datang tiba-tiba menggeruduk, mengunci semua pintu, karyawan disuruh keluar sampai pakan kita nggak bisa masuk," tegasnya.

Dia juga menceritakan upaya pendobokan pagar untuk menyelamatkan satwa. "Baru sampai jam 10.30 kita dobrak, karena kita mau menyelamatkan bayi-bayi itu di dalam. Kalau sampai jam 11 kan tidak dikasih susu dan makan, mereka akan lemas," ujarnya.

3. Yayasan baru sanggah adanya pembiaran

Bird Land di Bandung Zoo (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)
Bird Land di Bandung Zoo (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Sementara itu, perwakilan manajemen baru YMT, Ully Rangkuti menyanggah adanya pembiaran hewan di Bandung Zoo. Salah satunya di mana ada video mengklaim salah satu orang utan, Tama, kelaparan dan dikunci di ruangan tanpa keeper pada Rabu pagi, 6 Agustus 2025.

"Kami tegaskan, bahwa klaim ini adalah tuduhan yang tidak berdasar dan sengaja menyesatkan publik. Kami melihat ini sebagai bentuk framing yang amat jahat terhadap manajemen Yayasan Margasatwa Tamansari (YMT) di bawah kepemimpinan Bapak John Sumampauw," kata dia.

Tuduhan, bahwa Tama kelaparan adalah tidak benar. Berdasarkan log harian, pada Rabu pagi tersebut, Tama telah diberi makan sekitar pukul 06:00. Saat ini, di usianya yang hampir 8 bulan, Tama tidak hanya mengonsumsi susu pengganti, tetapi juga makanan padat. Kombinasi ini menjamin kebutuhan nutrisinya terpenuhi sepenuhnya, membuatnya lebih tahan dari rasa lapar hingga jadwal makan berikutnya.

Seperti yang dijelaskan oleh dokter hewan yang merawat Tama sejak lahir, bayi yang kenyang akan tidur dengan nyaman. Jika anakan orang utan kelaparan, dia akan menangis, berteriak, atau merangkak keluar dari boksnya mencari pertolongan. Teriakan anakan orang utan itu sangat keras dan seharusnya terdengar dari luar pintu.

Namun, dalam video yang beredar, Tama justru awalnya terlihat tertidur dengan nyaman, lalu terbangun karena keributan orang-orang yang masuk ke ruangan, bukan karena kelaparan. Tidak ada suara tangisan yang mengindikasikan Tama kelaparan.

"Yang terdengar justru narasi-narasi provokatif dari para oknum, seperti “kasih minum, kasih makan, ngopi, yang disambung dengan suara tawa. Hal ini memperkuat dugaan kami, bahwa video ini dibuat dengan niat buruk dan bukan karena kepedulian," kata dia.

Menurutnya, saat tim bantuan keeper dari manajemen baru sedang bertugas memberikan pakan dan membersihkan kandang, oknum-oknum dari manajemen lama merangsek masuk dan mengusir mereka. Manajemen sangat menyayangkan hal ini dan menduga ada keterkaitan kuat antara insiden pengusiran tersebut dengan video yang disebarkan.

"Kami meminta masyarakat untuk bijak dan berhati-hati dalam menyikapi isu yang berkembang. Kami meyakini, video ini adalah bagian dari upaya sistematis untuk merusak reputasi kami. Kami berkomitmen penuh pada transparansi dan kesejahteraan satwa," paparnya.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us