Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pembangunan Rumah Rendah Emisi Dimasifkan demi Kurangi Pencemaran

Ilustrasi kawasan perumahan bersubsidi. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Intinya sih...
  • Pemerintah mendorong pembangunan rumah ramah emisi di kawasan perumahan.
  • BTN menargetkan membangun 150 ribu unit rumah dengan 30% penggunaan komponen ramah lingkungan hingga 2029.
  • Rumah rendah emisi mendukung keberlanjutan planet dan memberikan manfaat bagi penghuni.

Bandung, IDN Times - Pemerintah terus mendorong pembangunan rumah ramah emisi yang dibangun untuk masyarakat khususnya di kawasan perumahan. Upaya ini juga mendapat dukungan pembiayaan dari BTN yang menargetkan bisa membangun 150 ribu unit rumah dengan 30 persen penggunaan komponen ramah lingkungan hingga 2029.

Direktur Risk Managament BTN Setiyo Wibowo mengatakan, untuk tahun ini BTN mengupayakan ada 10 ribu rumah ramah lingkungan yang dibiayai baik itu rumah yang mendapatkan subsidi dari pemerintah maupun tidak. Jawa Barat pun menjadi target utama pembangunan ini karena kebutuhan rumah tapak di provinsi ini masih tinggi.

"Kita inginnya agar seluruh pembiayaan yang dikeluarkan itu memang menggunakan konsep rendah emisi. Jadi kita ingin rumah itu tidak hanya harganya terjangkau tapi juga memang emisi yang dihasilkan sedikit," kata dia dalam diskusi bersama developer perumahan di Jawa Barat, Rabu (4/6/2026).

1. Masyarakat sambut baik konsep rumah ini

IDN Times/Istimewa

Setiyo menuturkan, rumah rendah emisi merupakan bagian dari inisiatif global untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, terutama dalam hal emisi karbon dan gas rumah kaca yang berkontribusi pada pemanasan global. Hunian jenis ini dirancang dengan mengutamakan penggunaan bahan bangunan, teknologi, dan sistem yang mengurangi emisi karbon serta meningkatkan efisiensi energi dan sumber daya.

Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, rumah rendah emisi tidak hanya mendukung keberlanjutan planet ini, tetapi juga memberikan berbagai manfaat bagi penghuninya. Rumah ini didesain dengan penerangan yang lebih banyak di dalam ruangan, ventilasi lebih besar, hingga penggunaan air yang lebih efisien.

"Untuk materialnya kita juga harapkan ini yang daur ulang. Ini yang coba kita dorong bisa diterapkan di perumahan yang dibangun developer," ungkapnya.

Menurutnya sejauh ini informasi terkait sebuah rumah rendah emisi sudah banyak diketahui masyasrakat. Konsep tersebut justru mendapat sambutan dari calon konsumen karena dinilai ikut memberi dampak positif pada lingkungan.

2. Butuh UMKM yang bisa menunjang bahan bangunan daur ulang

Ilustrasi Paving Block Terbuat dari Plastik (pexels.com/magdaehlers)


Dalam program ini yang sulit didapatkan para developer adanya bahan bangunan yang terbuat dari daur ulang limbah atau yang memang ramah lingkungan lainnya. Di Jawa Barat saja kebutuhan untuk produk ini tinggi, tapi suplainya masih minim.

Maka, dengan konsep ini diharapkan bisa tumbuh pelaku usaha baru yang siap memenuhi kebutuhan bahan bangunan ramah lingkungan sehingga bisa dijadikan rumah untuk masyarakat.

"Posisinya kita sekarang kekurangan penyuplai. Pas kita ingin dorong untuk program ini suplainya ga ada," kata dia.

Tak hanya di Jawa Barat, kekurangan suplai juga terjadi di provinsi lain. Untuk itu, BTN mendorong agar para pelaku daur ulang bisa mulai masuk pada bisnis produk bahan bangunan yang memang bisa dipakai untuk rumah ramah emisi.

Menurutnya, rumah rendah emisi adalah solusi cerdas dan ramah lingkungan yang tidak hanya membantu mengurangi jejak karbon, tetapi juga menawarkan kenyamanan dan efisiensi yang menguntungkan bagi penghuninya. Dengan semakin banyaknya kesadaran akan pentingnya keberlanjutan lingkungan, rumah rendah emisi menjadi pilihan yang semakin relevan di masa depan.

3. Pengembang sambut baik konsep ini

ilustrasi perumahan baru (unsplash.com/Alhidayah Kadar Regency)

Salah satu pengembang perumahan di Bekasi Barat, Priadi, mengatakan bahwa konsep rumah rendah emisi sudah mulai diterapkannya di salah satu perumahan dengan jumlah rumah mencapai 300 unit. Untuk rumah yang dibangun misalnya, mempunyai atap yang lebih tinggi sehingga membuat ruangan tidak cepat panas.

Kemudian untuk halaman menggunakan paving block yang terbuat dari daur ulang sampah plastik. Ini dipakai juga di sejumlah jalanan dan lapangan yang nantinya bisa juga membuat aliran air masuk ke dalam tanah.

"Kalau untuk harga jual ya memang belum bisa turun karena suplai produknya masih sedikit sehingga harganya masih tinggi. Makanya kami harap makin banyak suplai sehingga harga turun dan harga rumah juga kontruksi nantinya bisa ikut turun," kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us