Meski muncul dugaan itu, menurut Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Jabar, Boy Iman Nugraha, Monumen Perjuangan Pandemi COVID-19 Jabar merupakan bagian dari kawasan Monumen Perjuangan Rakyat Jabar.
Ia menjelaskan, pembangunan monumen ini sudah direncanakan sejak 2013-2014 lalu, di mana Pemda Provinsi Jabar memang ingin merevitalisasi kawasan Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat dan Gasibu.
"Kemudian bersamaan dengan PON 2016 kawasan Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat dengan Gasibu dijadikan teupas (etalase) Jawa Barat," ujar Boy melalui keterangan resmi, Jumat (5/11/2021).
Kawasan Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat plus Gasibu itu sudah dikelola dan ditata mulai tahun 2014 hingga 2016. Hingga 2016, hanya Gasibu yang menemui status rampung.
Setelah itu, pada 2020 Pemprov Jabar melalui Dinas Perumahan Permukiman itu memiliki anggaran untuk revitalisasi kawasan Monumen Perjuangan Jawa Barat atau Monju.
"Namun karena terjadi pandemi yang dimulai sejak Maret tahun 2020 itu kita mengalami refocusing, mengalami rasionalisasi anggaran dan baru bisa menyelesaikan Welcome Plaza ini," kata Boy melanjutkan.
Awalnya pembangunan hanya Welcome Plaza ini semula dijadikan gerbang pandang yang menghubungkan Gedung Sate–Monju dan Gunung Tangkuban Parahu. Namun, di tengah perjalanan, kata Boy, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengusulkan ide membangun monumen untuk menghormati para nakes yang berjuang di garda terdepan.
"Ada pemikiran dari provinsi untuk menambahkan nilai terhadap ornamen arsitektural yang ada di gerbang Welcome Plaza ini," katanya.