Bandung, IDN Times - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) terus mengerjakan pembangunan jalan tol dengan menargetkan 13 ruas jalan tol baru yang akan mulai beroperasi pada akhir 2023.
Tujuannya, tak lain guna meningkatkan konektivitas multimoda bagi pelayanan sistem logistik nasional yang lebih efisien, yang berbuntut pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya saing.
Untuk 13 ruas baru yang ditargetkan akan beroperasi hingga akhir 2023 adalah Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan seksi empat-enam (sepanjang 28,2 kilometer), Tol Ciawi Sukabumi seksi dua (11,9 km), Tol Cibitung-Cilincing seksi 4 (7,7 km), Tol Cimanggis-Cibitung seksi dua (23,01 km), Tol Serpong-Cinere seksi dua (3,6 km), Tol Sigli-Banda Aceh seksi lima-enam (13,2 km).
Selanjutnya dilanjut Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat seksi satu-dua (38,45 km), Tol Pasuruan-Probolinggo seksi empat A (8,57 km), Tol Jakarta-Cikampek II Selatan paket tiga (31,25 km), Tol Serpong-Balaraja seksi satu B (5,4 km), Tol Kisaran-Tebing Tinggi (47,6 km), dan Tol Binjai-Langsa (26,2km), serta Simpang Indralaya - Prabumulih (64,7 km).
Memang, sebagai negara kepulauan, penting bagi Indonesia untuk mempunyai infrastruktur yang memadai dan merata untuk mendukung mobilisasi dan meningkatkan perekonomian untuk setiap wilayah di Indonesia. Tapi, apakah dampaknya sudah terasa?