Bandung, IDN Times - Anak muda khususnya milenial dan generasi Z (Gen Z) saat ini menjadi garda terdepan suatu bangsa yang mengalami masa transisi. Kelompok anak muda ini memiliki pemikiran yang luas antara pandangan tradisonal dan pemikiran modern yang kemudian memberikan pandangan atas langkah politik.
Untuk itu perlu langkah tepat dalam memahami bagaimana cara anak muda berpikir baik secara individual maupun kelompok yang menekankan pada perbedaan dan persamaan.
Pemahaman pola pikir mereka pun bukan hanya di dunia nyata, tapi juga harus sejalan dengan dunia maya di mana teknologi media sosial kian kencang digunakan. Untuk sepenuhnya menghargai mereka perspektif politik, penting untuk mempertimbangkan perspektif ekonomi lanskap yang mereka lalui, khususnya tantangan yang dihadapi kelas menengah Indonesia.
Guru Besar Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis dari Universitas Muhammadiyah Surakarta Prof. Dr. Anton Agus Setyawan menjelaskan, bagi generasi milenial dan gen z di Indonesia jalan untuk melakukan pergerakan ke atas semakin sulit, tapi masih ada ruang optimisme. Di sisi lain, kelas menengah, yang dulunya melambangkan peluang dan pertumbuhan, sekarang telah mengalami penurunan di kisaran tahun 2018 dan 2023.
"Banyak anak muda yang mengira bahwa pendidikan yang baik dan kerja keras akan menjamin kesuksesan kini menemukan diri mereka dalam posisi yang sulit, terlalu kaya untuk mendapatkan bantuan pemerintah tetapi masih berjuang karena biaya hidup meningkat dan keamanan kerja menjadi semakin tidak pasti. Namun, tantangan ini juga merupakan panggilan untuk bertindak," kata dia dalam Buku Indonesia Millennial and Gen Z Report (IMGR) 2025 dikutip, Selasa (22/10/2024).