Bandung, IDN Times - Sejumlah pasar di Kota Bandung alami kelesuan. Perpindahan sistem perdagangan dari luring (offline) ke daring (online) membuat banyak pelaku usaha di pasar kalabakan mengikuti perubahan tersebut. Alhasil tak sedikit toko yang tutup karena mereka tak kuat harus berjualan di pasar.
Akademisi dari Universitas Padjadjaran Yudi Aziz mengatakan, saat ini memang terlalu banyak pasar yang barang dagangannya seragam. Hal ini membuat kebingungan di masyarakat ketika ingin membeli barang tertenu.
"Jadi memang harus ada segmen tertentu. Jadi ga bisa kaya tebar jala di laut untuk nangkap ikan. Kan harus dilihat nih di mana potensi utama dari segmen itu," kata Yudi dalam diskusi Bandung Menjawab, Selasa (23/1/2024).
Sehingga ke depannya setiap pasar itu punya segmen yang berbeda-beda. Maka pasar yang ada sekarang seperti Pasar Kosambi, Pasar Baru atau pasar di bawah Pemkot Bandung lainnya harus mencari di mana kekuatannya masing-masing.
"Pasar tematik ini ide sehingga ketika orang mau ke mana itu sudah tau, kalau sekarang kan agak ga jelas yah," ungkap Ketua Program Doktor Ilmu Manajemen Unpad ini.