Pahlawan Nasional KH. Abdul Chalim Jadi Nama Jalan di Majalengka

Majalengka, IDN Times - Pemerintah Daerah (Pemda) Majalengka telah mengabadikan nama Pahlawan Nasional KH. Abdul Chalim Leuwimunding sebagai nama jalan. Nama Jalan KH. Abdul Chalim memanjang dari Rajagaluh ke Prapatan (Kecamatan Sumberjaya) dengan panjang sekitar 11,3 kilometer.
Ruas jalan KH. Abdul Chalim sendiri melintas di desa kelahiran almarhum, yakni Desa atau Kecamatan Leuwimunding.
"(Jl. KH. Abdul Chalim) Sudah resmi. Bahkan di ujung jalan deket terminal Rajagaluh, sudah ada penanda (Jl. KH. Abdul Chalim)," kata Pj Bupati usai peringatan Hari Santri Nasional di Leuwimunding dan ziarah ke makam KH. Abdul Chalim, Selasa (22/10/2024
1. Menunggu SK dari Pemprov

Terkait status nama jalan, kata Dedi, saat ini pemerintah daerah tinggal menunggu SK tata ruang dari Pemerintah Provinsi (Pemprov). Pasalnya, jalan yang melintas di tiga kecamatan (Kecamatan Rajagaluh, Leuwimunding, dan Kecamatan Sumberjaya) itu saat ini berstatus sebagai jalan provinsi.
"Usulan dari tingkat kabupaten sudah. Tapi karena ini sifatnya jalan provinsi, harus dituangkan juga di SK tata ruang di Provinsi. Nah itu yang sedang berproses, tapi kalau di level kabupaten sudah selesai," kata dia.
Di menjelaskan, peresmian penamaan Jalan KH. Abdul Chalim sendiri sudah dilakukan beberapa hari lalu.
"Sudah diresmikan pada saat ada Pak Menteri Sandiaga Uno. Ya sekaligus di situ," kata dia
2. KH. Abdul Chalim nyantri di Makkah sekitar setahun

Dikutip dari nu.or.id, KH. Abdul Chalim lahir di Leuwimunding, 2 Juni 1898. Masa kecil Abdul Chalim kecil dihabiskan dengan belajar kepada ayahnya yakni Buyut Kedung Wangsagama dan beberapa pesantren.
Pada 1913, KH. Abdul Chalim remaja berangkat ke Hijaz (Makkah) untuk belajar. Di Hijaz, ia bertemu dengan beberapa santri (yang kemudian jadi Kyai besar) dari Indonesia di antaranya KH Asnawi Kudus, KH Abdul Wahab Chasbullah, hingga KH Abbas Abdul Jamil Buntet.
KH. Abdul Chalim kembali ke Majalengka pada 1914.
3. Peringatan Hari Santri tingkat Jabar awalnya akan digelar di BIJB

Sementara itu Pj Bupati menjelaskan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) awalnya akan menggelar peringatan Hari Santri Nasional di BIJB. Namun, rencana itu urung dan akhirnya Hari Santri Nasional diperingati di Bandung.
"Awalnya hari santri ini akan dipusatkan di BIJB, di tingkat Provinsi. Tetapi berhubung segala satu dan lain hal, akhirnya provinsi kembali ke Bandung, ke kota besar," kata dia.
Dijelaskan Dedi, untuk tingkat kabupaten, peringatan Hari Santri Nasional dipusatkan di alun-alun Leuwimunding.
"Akhirnya kami pusatkan di Leuwimunding. Sesuai janji saya, bahwa kawasan Leuwimunding adalah kawasan wisata religi. makanya kami pusatkan di sini," ujar dia.
"Saya juga selalu, (peringatan) hari-hari nasional itu berpindah-pindah juga ya. Di luar Agustusan dan di luar hari jadi Majalengka. Termasuk nanti hari Sumpah Pemuda akan dilaksanakan di (Kecamatan ) Maja," tutur dia.