Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
2ca192f5-6356-4de5-b1af-f455b17abc76.jpeg
Ratusan warga binaan Lapas Kelas IIB Sukabumi saat mengikuti kegiatan motivasi dari motivator Aqua Dwipyana (IDN Times/Siti Fatimah)

Intinya sih...

  • Aqua Dwipayana membagikan pesan sederhana bahwa siapa pun bisa berubah dan berhak atas kesempatan kedua, seperti Umar Patek yang kini jualan kopi di Surabaya setelah menjadi pengusaha halal.

  • Salah satu warga binaan, Dadang, mantan kepala sekolah, telah 18 kali khatam Al-Qur'an selama di penjara, membuktikan bahwa penjara bukan akhir, tapi awal untuk memperbaiki diri.

  • Tidak hanya para narapidana yang mendapatkan semangat dari Aqua, tetapi puluhan petugas Lapas juga ikut termotivasi dan merasa beruntung bisa mendapatkan motivasi langsung dari beliau.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kota Sukabumi, IDN Times - Suasana di Lapas Kelas IIB Sukabumi terasa berbeda pada Senin (4/8/2025) siang itu. Ratusan warga binaan duduk rapi, menyimak sosok yang berdiri di tengah lapangan. Ia adalah Aqua Dwipayana, motivator sekaligus pakar komunikasi yang hadir untuk membagikan semangat, harapan, dan kisah inspiratif.

Sudah bukan hal baru bagi Aqua berbicara di hadapan para penghuni lembaga pemasyarakatan. Tapi menurutnya, setiap pertemuan tetap membawa makna yang mendalam.

"Saya sudah keliling dari Aceh sampai Papua, tapi hari ini terasa istimewa. Saya merasa bisa bermanfaat bagi sesama, dan itu juga meningkatkan rasa syukur saya pribadi," ujar Aqua kepada IDN Times.

1. Semua orang punya kesempatan kedua

Motivator dan Pakar Komunikasi Aqua Dwipyana (IDN Times/Siti Fatimah)

Aqua datang bukan membawa teori berat. Ia menyampaikan pesan sederhana namun kuat bahwa siapa pun bisa berubah, dan setiap orang berhak atas kesempatan kedua.

"Tidak ada satu pun dari mereka yang bercita-cita menjadi warga binaan. Hidup ini kompleks. Saya datang membawa harapan dan menunjukkan bahwa memulai kehidupan baru itu mungkin," ujarnya.

Kisah yang paling menyita perhatian warga binaan adalah tentang sahabat Aqua sendiri, mantan narapidana terorisme yang dulu paling diburu, Unar Patek. Ia sempat memiliki harga kepala hingga 1 juta dolar AS dari pemerintah Amerika Serikat. Tapi kini, hidupnya berubah total.

"Sekarang dia jualan kopi di Surabaya. Dari buronan dunia jadi pengusaha halal. Artinya, perubahan itu nyata dan bisa terjadi kalau kita mau," kata Aqua.

2. 18 kali khatam Al-Qur’an, sosok teladan di balik jeruji

Motivator dan Pakar Komunikasi Aqua Dwipyana (IDN Times/Siti Fatimah)

Tak hanya kisah Umar, Aqua juga membagikan kekagumannya pada salah satu warga binaan di Sukabumi, yaitu Dadang (62 tahun) mantan kepala sekolah yang kini menjadi sosok teladan karena kedisiplinannya.

"Saya kaget, Pak Dadang sudah 18 kali khatam Al-Qur’an selama di sini. Banyak dari kita yang di luar belum tentu bisa seperti itu. Itu bukti bahwa penjara bukan akhir, tapi awal untuk memperbaiki diri," ungkapnya.

Bagi Aqua, warga binaan bukanlah orang yang harus dikasihani. Justru mereka adalah manusia-manusia kuat yang sedang diuji. Ia menegaskan bahwa pekerjaan dan perjuangan di dalam lapas juga bagian dari ibadah.

"Kalau nanti keluar dan masih dicibir, gak usah pusing. Bahkan orang baik pun gak selalu disukai. Yang penting niat kita karena Allah," tuturnya.

3. Para sipir juga dapat energi baru

Motivator dan Pakar Komunikasi Aqua Dwipyana (IDN Times/Siti Fatimah)

Bukan hanya para narapidana yang mendapatkan semangat, sebab pulihan petugas Lapas juga ikut termotivasi. Mereka berkesempatan berdiskusi langsung dengan Aqua, membahas berbagai tantangan dalam membina warga binaan.

"Kami merasa beruntung bisa dapat motivasi langsung dari Pak Aqua. Biasanya cuma nonton di YouTube," kata Kalapas Kelas IIB Sukabumi, Budi Hardiono.

Budi juga menyebutkan bahwa tugas sipir sangat kompleks. Mereka tak hanya mengawasi, tapi juga harus siap jadi guru, dokter, bahkan pembina pertanian, tergantung kebutuhan warga binaan.

"Pak Aqua memberikan energi baru buat kami. Ini akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan pelayanan prima di Lapas Sukabumi," tutup Budi.

Editorial Team