Obral Harga hingga Desa Wisata Cara Pelaku Pariwisata Hadapi Resesi

Bandung, IDN Times - Ancaman resesi global 2023 menjadi perbincangan banyak negara, termasuk Indonesia saat ini. Kondisi itu, diperjelas dengan berbagai risiko yang mulai muncul di permukaan seperti inflasi tinggi, fenomena kurs dolar kian menguat, krisis pangan, hingga perang antar negara.
Dampak ekonomi dari pandemik COVID-19 yang terjadi sejak 2020 lalu pun masih membuat sejumlah negara terpuruk. Saat ini, beberapa diantaranya mulai bangkit dengan pertumbuhan ekonomi yang tersisa.
Banyak sektor kolaps akibat pandemik. Pariwisata salah satu yang terkena dampaknya. Namun, sejak awal 2022, kondisi perekonomian di bidang pariwisata mulai membaik. Sejumlah negara mulai berani dan melongkarkan kebijakan dalam menerima kunjungan wisatawan domestik dan internasional, termasuk di Tanah Air.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksikan ekonomi dunia akan mengalami resesi ekonomi pada 2023, mendatang. Dia mengatakan, negara Indonesia tengah mewaspadai kenaikan suku bunga yang berpotensi menimbulkan gejolak pasar keuangan.
Kenaikan suku bunga yang dilakukan oleh bank sentral negara-negara di dunia berpotensi menimbulkan resesi global.
"Tekanan inflasi global sudah direspons berbagai negara dengan kenaikan suku bunga yang drastis dan cepat," ujar Sri Mulyani dalam paparannya saat konferensi pers APBN Kita secara daring pada Senin, 26 September 2022, lalu.
Ancaman resesi global 2023 diprediksi akan menjadi pil pahit bagi Indonesia jika kondisi tersebut terjadi. Namun, sejumlah pengamat dan pakar ekonomi menilai Indonesia diperkirakan masih aman apabila pemerintah memanfaatkan pasar lokal, salah satunya memaksimalkan pariwisata lokal.
Lalu, bagaimana strategi pelaku sektor pariwisata di Tanah Air untuk menghadapi ancaman resesi global tahun depan? Dalam artikel ini, IDN Times berupaya mengulas dengan memaparkan sejumlah langkah dari pelaku pariwisata dari berbagai daerah di Indonesia.
1. Optimalkan pintu masuk wisatawan dari Bandara Husein Sastranegara
Ancaman resesi global sudah diperingati dan diantisipasi pemerintah. Sebab, jika kondisi ini benar terjadi, perekonomian masyarakat akan terkena imbasnya. Daya beli masyarakat akan merosot.
Berbagai cara pun tengah disiapkan agar daya beli masyarakat tetap tumbuh meski resesi terjadi. Salah satunya yaitu memperkuat sektor pariwisata.
Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan, kota ini tidak mempunyai sumber daya alam (SDA) yang cukup dalam menunjang pendapatan asli daerah (PAD). Maka, sektor pariwisata menjadi pilihan untuk menarik uang masuk ke daerah agar bisa dinikmati masyarakat Kota Bandung.
"Kami telah melakukan pelatihan kepada para pekerja di sejumlah sektor termasuk pariwisata. Karena sektor ini masih menjadi primadona PAD di Bandung," ujar Yana kepada IDN Times, Rabu (19/10/2022).
Dari data laman opedata.jabarprov.go.id, PAD Kota Bandung pada 2020 untuk sektor pariwisata dari perhotelan saja telah mencapai Rp38,2 miliar. Kemudian restoran/rumah makan Rp47 miliar, hiburan Rp2,6 miliar, dan retribusi Rp4,74 miliar.
Sempat anjlok pada 2021 karena pandemik yang mengganas dan berbagai pengetatan aktivitas masyarakat, PAD bidang pariwisata kembali naik di mana pada pertengahan 2022 saja telah menyentuh angka Rp34,8 miliar.
Yana mengatakan, SDM di Bandung ini terbilang out of the box. Mereka kerap membuat sesuatu yang awalnya tidak mungkin menjadi mungkin dilakukan. Semua itu lantas menjadikan daya tarik bagi wisatawan lokal maupun dari luar daerah.
"Jadi kalau ada resesi saya yakin mereka ada inovasi apa yang saya juga belum tahu. Tapi Bandung ini kota kreatif dan inovatif," paparnya.
Tidak hanya itu, Pemkot Bandung juga akan terus berbenah dengan memperbaiki pintu masuk wisatawan dari Bandara Husein Sastranegara. Menurut Yana, bandara menjadi salah satu pintu masuk wisatawan untuk bisa menikmati Kota Bandung.
Karena itu, Yana berharap, Bandara Husein Sastranegara bisa menghadirkan suasana khas Kota Bandung. Hal itu dimaksudkan agar wisatawan yang datang ke Kota Bandung punya ingatan kuat untuk kembali lagi ke Kota Bandung.
“Kalau kita ke Bali tuh, suasananya khas. Saya berharap di Bandung juga sama. Ada kekhasan yang bikin orang tuh bilang ‘wah, ini kita di Bandung nih’,” ucap Yana.
Saat ini Pemkot Bandung telah menyampaikan pengajuan surat pembukaan penerbangan internasional ke Kementerian Perhubungan, Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, serta BNPB.
Sementara itu Executive General Manager Husein Sastranegara R. Indra Crisna menyambut positif gagasan dalam pembahasan tersebut. Ia juga menyampaikan, Bandara Husein Sastranegara memiliki 59 rute penerbangan. Namun keterisiannya baru 14 rute saja.
“Ketika traffic demand-nya sudah bagus, kami akan lakukan efisiensi pada jam terbang kita,” ucapnya.