Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20250807-WA0046.jpg
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat, Purwanto (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Intinya sih...

  • Mendikdasmen menyebut hasil TKA Matematika SMA 2025 jeblok, Disdik Jabar akan evaluasi kisi-kisi soal dan standar kompetensi pembelajaran.

  • Purwanto dari Disdik Jabar menduga nilai Matematika siswa kurang bagus karena materi yang terlalu tinggi, metode pengajaran guru, dan daya tangkap siswa.

  • Disdik Jabar belum mengetahui secara keseluruhan nilai TKA dari SMA dan SMK, namun akan dievaluasi secara menyeluruh dan diserahkan ke Kemendikdasmen.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, menyebutkan hasil Tes Kemampuan Akademik (TKA) jenjang SMA tahun 2025, khususnya pada mata pelajaran Matematika, jeblok.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat, Purwanto turut menyoroti hal tersebut dan dipastikan akan dilakukan evaluasi, sebab sebelum gelaran TKA kisi-kisi ini seharusnya sudah diberikan oleh guru di sekolah masing-masing.

"Pertama nanti kami akan evaluasi. Kalau soal itu kan biasanya ada kisi-kisinya ya, kemudian juga ada standar kompetensi capaian pembelajaran yang harus dicapai dalam kurikulum," ujar Purwanto, Sabtu (6/12/2025).

1. Akan mengevaluasi untuk mencari tahu penyebab pasti

Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat, Purwanto (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Purwanto belum mengetahui secara pasti penyebab nilai Matematika pada TKA banyak yang kurang bagus. Hal itu menurutnya akan terungkapkan dalam proses evaluasi yang akan dilakukan Disdik Jabar.

"Apakah ini prosesnya masalah-masalah materinya yang susah atau memang daya transfer sampai gurunya yang masih kurang bisa dipahami oleh anak-anak atau faktor anak-anaknya," katanya.

2. Diduga ada tiga faktor penyebab TKA Matematika jeblok

Kepala Disdik Jabar, Purwanto (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Meski begitu, Purwanto menduga nilai Matematika siswa kurang bagus karena disebabkan oleh tiga faktor, salah satunya materi bisa jadi memang terlalu tinggi, hingga membuat siswa belum mampu mengerjakannya.

"Jadi ada tiga faktor sebenarnya, apakah ini materinya yang terlalu tinggi, dua apakah gurunya yang tidak tepat menyampaikannya, metodenya atau memang anak-anaknya yang mempunyai daya tangkap yang kurang optimal gitu," katanya.

3. Hasil evaluasi akan disampaikan langsung ke kementerian

Kepala Disdik Jabar, Purwanto (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Disdik Jabar belum mengetahui secara keseluruhan nilai TKA dari SMA dan SMK. Namun, Purwanto menegaskan, hal ini akan dievaluasi secara menyeluruh, dan nantinya akan diserahkan ke Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).

"Nanti kami analisis, karena kalau TKA itu kan dari pusat. Nanti kan biasanya ada rakor, ada evaluasi juga," katanya.

Sementara itu Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mengimbau agar pelajar harus belajar yang giat, dan guru pun memberikan materi dengan mendalam. Dia juga meminta agar para murid tidak banyak bermain handphone.

"Makanya belajarnya harus fokus pada belajar calistung. Saya kan berulang-ulang ngomong begitu, mulai belajar jangan pakai HP terus. Gurunya harus mulai kembali lagi ke penggunaan otak kanan untuk belajar membaca, menulis, dan berhitung," tuturnya.

Dedi merasa saat ini pelajar memiliki kecenderungan bergantung pada alat digital. Hal itu menurutnya wajar, selama tetap diimbangi dengan metode berhitung yang baik dan benar.

"Nah anak-anak itu kan mengerjakan pekerjaan berhitung, itu sudah agak males karena sudah punya alat digital. Saya sampaikan selalu problema ketika anak-anak Jawa Barat itu masuk dunia kerja, mereka selalu gagal di matematika dasar," tuturnya.

Editorial Team