Cirebon, IDN Times - Sudah dua tahun belakangan, para perajin terompet di Cirebon tidak menyambut malam pergantian tahun dengan suka cita. Usaha mereka lesu. Ribuan terompet hasil buah tangannya, kini tak sesemarak dulu.
Bisnis usaha terompet tak sefantastis 5 atau 10 tahun lalu. Hal itu dialami oleh Carti, pengusaha terompet asal Desa Jamblang, Kabupaten Cirebon. Biasanya, terompet berbahan baku kertas ramai dibeli masyarakat untuk ditiup bersamaan meramaikan menjelang detik-detik tahun baru.
Perayaan dua tahun baru belakangan ini, Carti terpaksa menelan ludah dalam-dalam. Sebab, usahanya itu dirundung isu tak sedap. Mulai dari isu penyebaran bakteri, hingga bahan baku terompet dari kertas bertuliskan ayat-ayat kitab suci. Walhasil, usaha terompetnya merugi hingga jutaan rupiah.