Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_20250714_111659.jpg
MPLS di sekolah rakyat. IDN Times/Debbie Sutrisno

Intinya sih...

  • Pengenalan asrama dan tes lari 1,6 km dilakukan pada MPLS hari pertama

  • Tujuan sekolah rakyat adalah memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan tinggi

  • Beberapa siswa senang masuk ke sekolah rakyat karena membantu perekonomian keluarga

Bandung, IDN Times - Puluhan siswa-siswi sudah memulai kegiatan belajar di Sekolah Rakyat Poltekesos Kota Bandung. Sebagian besar dari mereka diantarkan orangtua masing-masing untuk kemudian mengikuti pengarahan lebih dulu dari Menteri Sosial.

Di sela-sela pengarahan, para murid tersebut melakukan daftar ulang, dan dilanjutkan tes DNA untuk melihat potensi sebelum dilakukan kegiatan belajar mengajar. Menurut Direktur Poltekesos Bandung, Suharma, Sekolah Rakyat bakal mengadopsi pendekatan inovatif dalam dunia pendidikan dengan menerapkan program talent mapping berbasis tes DNA.

"Ini untuk menggali lebih dalam minat, bakat, dan potensi (talenta) tiap siswa agar proses pembelajaran bisa lebih terarah dan sesuai dengan kebutuhan serta karakteristik masing-masing anak," ujarnya, Senin (14/7/2025).

Hasil talent mapping ini akan menjadi fondasi utama dalam penyusunan sistem pembelajaran di Sekolah Rakyat. Dengan mengetahui peta talenta anak sejak awal, maka pendekatan pendidikan yang diberikan akan lebih tepat sasaran, tidak seragam, dan bisa memaksimalkan potensi setiap individu.

1. Pengenalan asrama pun dilakukan

MPLS di sekolah rakyat. IDN Times/Debbie Sutrisno

Dari total seratus siswa, mereka dibagi menjadi empat rombongan belajar, dengan masing-masing kelas terdiri dari 25 siswa. Setelah melakukan pengarahan, para siswa pun dibawa ke kelas masing-masing untuk melihat lebih langsung fasilitas yang ada.

Pada kegiatan MPLS hari pertama, selain cek kesehatan mereka pun diminta tes lari sejauh 1,6 kilometer untuk mengukur kemampuan kebugaran para siswa. Selain itu, mereka juga dikenalkan dengan lingkungan asrama, teman-teman, sistem pembelajaran, tata tertib, serta kesepakatan waktu kunjungan orangtua.

"Intinya menurut apa yang disampaikan Pak Presiden bahwa kita tidak boleh memisahkan anak dengan orangtuanya, tetapi jangan sampai kunjungan-kunjungan orangtua itu mengganggu kegiatan belajar-mengajar. Melalui kepala sekolah, akan dibuat kesepakatan kapan orang tua bisa berkunjung, kapan siswa boleh keluar, dan seterusnya," ujarnya.

2. Putus kemiskinan masyarakat

MPLS di sekolah rakyat. IDN Times/Debbie Sutrisno

Suharma menyebut bawha tujuan dari sekolah rakyat ini adalah untuk memutus rantai kemiskinan melalui jalur pendidikan. Ia berharap para siswa mendapatkan pendidikan tinggi agar dapat bekerja dengan layak.

"Hasil dari pendidikan SRMA ini ada dua, diharapkan anak-anak bisa melanjutkan ke pendidikan tinggi artinya kuliah di perguruan tinggi yang kredibel dan bonafit, sehingga suatu ketika bekerja dan mempunyai upah tinggi, untuk mengangkat derajat keluarga ketika sudah memiliki pekerjaan layak," kata Suharma.

3. Siswa ikut senang masuk ke sekolah ini

MPLS di sekolah rakyat. IDN Times/Debbie Sutrisno

Sejumlah siswa pun tampak ceria bisa masuk ke sekolah ini. Salah satunya adalah Jagad Bachtiar, siswa dari SMP 21 yang sekarang masuk ke sekolah rakyat. Dia pun sudah melihat kamar yang akan ditempati untuk asrama yang bisa dihuni dua hingga empat orang.

"Gak bisa pulang gak apa-apa. Saya juga senang, malah saya yang minta masuk ke sini," kata Jagad ditemui di SR Poltekesos, Senin (14/7/2025).

Menurutnya, sekolah seperti ini sangat membantu keluarga karena memang perekonomiannya kurang baik. Dengan sekolah di sini, dia tidak harus menyiapkan berbagai kebutuhan sekolah, karena justru dipersiapkan oleh pemerintah.

Keberadannya di sekolah rakyat pun diharap bisa menjadi jalan untuk Jagad bekerja di tempat baik kemudian hari. Bahkan dia bercita-cita bisa bekerja di luar negeri.

"Harapan masa depan ini ingin depat di luar negeri biar bisa membahagiakan orangtua," kata dia.

Sementara itu, siswa lainnya Edina mengatakan bahwa dia sudah mengecek langsung asrama yang akan ditempati. Ruangannya sangat nyaman karena kasur dan lemarinya pun baru.

Dia juga senang karena bisa berada di sini, bertemu dengan teman baru, dan dapat pendidikan model baru karena menginap di asrama.

"Awalnya saya takut dengan asrama, karena pikirnya ini kaya pondok pesantren. Tapi pas udah lihat langsung ternyata bagus dan nyaman," kata dia.

Editorial Team