Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Minim Industri, Angka Pengangguran di Kabupaten Kuningan Tinggi

antrian para pencari kerja.

Kuningan, IDN Times - Kabupaten Kuningan mencatat angka pengangguran yang cukup tinggi, menempatkannya di peringkat lima besar daerah dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tertinggi di Jawa Barat.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dari total angkatan kerja sebanyak 618.129 orang, sebanyak 7,78 persen di antaranya masih berada dalam status pengangguran.

Secara spasial, dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat, lima daerah dengan angka TPT tertinggi adalah Kota Cimahi, Kabupaten Bekasi, Kota Sukabumi, Kota Bogor, dan Kabupaten Kuningan.

Kondisi ini menandakan adanya tantangan serius yang harus dihadapi Kabupaten Kuningan, terutama dalam menciptakan lapangan kerja yang memadai dan meningkatkan daya saing tenaga kerja lokal.

1. Minim industri, lapangan kerja terbatas

Pabrik kaca KCC Glass di Kawasan Industri Terpadu Batang. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Menurut laporan Bank Indonesia tentang perekonomian Jawa Barat, tingginya angka pengangguran di Kuningan dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Salah satu penyebab utama adalah minimnya keberadaan industri skala besar di wilayah ini. Hal ini berdampak pada rendahnya serapan tenaga kerja formal.

Mayoritas penduduk Kuningan masih menggantungkan hidup pada sektor tradisional seperti pertanian dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Namun, kedua sektor ini belum mampu menyerap tenaga kerja secara optimal, terutama untuk angkatan kerja usia produktif dan lulusan baru.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Muhamad Nur mengatakan,  keterbatasan lapangan pekerjaan di sektor formal menjadi masalah utama di Kuningan.

"Sementara daerah lain berkembang dengan industri manufaktur, Kuningan masih bergantung pada sektor tradisional seperti pertanian dan UMKM. Lapangan kerja yang ada tidak sebanding dengan pertumbuhan jumlah angkatan kerja," kata Nur dalam Laporan Perekonomian Jawa Barat 2024.

Kondisi ini juga diperburuk dengan rendahnya daya saing tenaga kerja lokal. Banyak lulusan pendidikan di Kuningan yang tidak memiliki keterampilan khusus yang dibutuhkan oleh pasar kerja saat ini, sehingga sulit bersaing dengan tenaga kerja dari daerah lain.

2. Generasi muda pilih merantau

ilustrasi job seeker cari kerja di job portal (pexels.com/JESSICA TICOZZELLI)

Ketidakmampuan daerah menyediakan lapangan kerja yang layak memaksa banyak generasi muda Kuningan untuk merantau ke kota-kota industri seperti Bekasi, Karawang, atau Jakarta. Mereka mencari pekerjaan dengan upah lebih layak di daerah yang memiliki sektor industri yang berkembang pesat.

Rina, seorang lulusan sarjana ekonomi asal Kuningan, menjadi salah satu contoh dari fenomena ini. Setelah lulus, ia mengaku kesulitan mendapatkan pekerjaan sesuai kualifikasinya. Akhirnya, ia memilih menjadi pelaku UMKM kecil-kecilan di kampung halamannya.

"Saya sudah melamar ke banyak perusahaan, tapi kebanyakan industri besar ada di luar Kuningan. Di sini, pilihan pekerjaannya terbatas. Akhirnya berdagang atau merantau ke luar kota," ujar Rina.

Meski memilih berwirausaha, Rina berharap ada dukungan lebih dari pemerintah untuk pengembangan usaha kecil. Ia yakin, bila UMKM lebih didukung, sektor ini bisa menjadi solusi untuk mengatasi pengangguran di Kuningan.

Rina bukan satu-satunya yang menginginkan perhatian lebih pada UMKM. Banyak pelaku usaha kecil di Kuningan yang merasa perlu didukung dengan akses permodalan, pelatihan, serta pasar yang lebih luas.

Dengan berkembangnya UMKM, Kuningan diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru dan mengurangi angka pengangguran.

Selain itu, peningkatan keterampilan tenaga kerja juga menjadi solusi yang mendesak. Program pelatihan vokasi dan sertifikasi keterampilan dinilai mampu meningkatkan daya saing tenaga kerja lokal di pasar kerja, baik di sektor formal maupun informal.

"Pemerintah perlu bekerja sama dengan lembaga pendidikan, swasta, dan komunitas untuk memberikan pelatihan kerja yang relevan dengan kebutuhan industri saat ini. Misalnya, pelatihan teknologi, digital marketing, hingga keterampilan teknis seperti mekanik atau operator mesin," jelas Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat.

3. Pengembangan sektor pariwisata sebagai alternatif

Lembah Cilengkrang di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat

Selain sektor pertanian dan UMKM, Kabupaten Kuningan sebenarnya memiliki potensi besar di sektor pariwisata. Dengan panorama alam yang indah, seperti Gunung Ciremai, berbagai curug, dan wisata budaya, pariwisata bisa menjadi sektor andalan untuk meningkatkan perekonomian daerah.

Namun, sektor pariwisata di Kuningan belum dikelola secara optimal. Infrastruktur penunjang seperti akses jalan, fasilitas akomodasi, dan promosi masih memerlukan perhatian serius.

Dengan pengelolaan yang lebih baik, pariwisata dapat menciptakan banyak peluang kerja bagi masyarakat lokal, terutama di bidang perhotelan, kuliner, dan jasa pariwisata.

Dalam menghadapi tingginya angka pengangguran, peran pemerintah daerah menjadi sangat penting. Beberapa langkah yang dapat dilakukan Pemkab Kuningan antara lain, mendorong investasi industri.

Pemkab Kuningan perlu menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk menarik industri skala menengah dan besar ke wilayah ini. Insentif pajak dan penyediaan lahan industri dapat menjadi daya tarik bagi investor.

Meskipun menghadapi tantangan besar, Kabupaten Kuningan memiliki peluang besar untuk bangkit dan mengatasi permasalahan pengangguran. Dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, Kuningan dapat mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.

"Dengan segala potensinya, Kabupaten Kuningan punya peluang besar untuk menjadi daerah yang lebih maju dan sejahtera. Tapi ini butuh kerja sama dari semua pihak," kata Rina penuh harap.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us