Sedangkan, dalam pandangan psikologis, pernikahan yang dihasilkan dari pertemuan dating sangat berbeda dengan pernikahan yang ditemukan dari pertemanan dan persahabatan di lingkungan normal. Menurut Psikolog Unpad, Diah Mahmudah, pencarian jodoh yang serius melalui aplikasi sangat berisiko.
"Kita akan banyak menyerahkan perasan kita, menyerahakan dunia kita ke seseorang yang belum kita kenal. Dan, untuk kenal lebih jauh, risiko kita disakiti patah hati itu ada. Apalagi orang belum kenal, itu rentan membuat hal tidak baik," kata Diah.
Penggunaan aplikasi dating tidak selalu mulus hingga berujung ke pelaminan, karena faktanya banyak juga hubungan yang berakhir kandas. Ketika seseorang memilih untuk menikah dari pertemuan di aplikasi, tidak ada salahnya harus tetap melihat bibit, bebet dan bobotnya.
"Pernikahan itu sakral. Setelah ketemu tetap harus banyak dikulik dalam dunia nyata. Tetapi tetap cari kualitas yang memang sesuai keinginan. Harus mencari pasangan seiman, memiliki visi dan misi, kesesuaian karakter sangat penting," tuturnya.
Pada dasarnya menjalin hubungan adalah soal kepercayaan. Diah berpesan, bagi yang benar ingin mendapatkan hubungan dari aplikasi dating, tidak ada salahnya tetap melihat secara jelas pasangannya. Menurutnya, jangan sampai salah memilih.
"Saya lebih setuju pernikahan dari dunia nyata. Misal dari persahabatan dan pertemanan yang sudah dijalin lama karena itu akan punya kepercayaan dan ini modal," kata dia.