Menengok Pesantren VIP di Cirebon, Tempat Tinggal Santri Rasa Hotel

Cirebon, IDN Times - Di tengah percaturan dunia pendidikan yang menawarkan kemewahan dengan biaya selangit, ada sebuah pesantren di sudut Cirebon mencoba meruntuhkan stereotip tersebut.
Lembaga pendidikan agama tersebut yakni Pondok Pesantren (Ponpes) VIP Bina Insan Mulia 2 di Desa Cisaat, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
1. Pesantren rasa hotel berbintang

Seorang konsultan human capital management, Ubaydillah Anwar menyebutkan, dengan biaya masuk Rp 24,9 juta dan biaya bulanan Rp 1,7 juta, Pesantren VIP Bina Insan Mulia 2 memberikan sebuah alternatif yang sulit dipercaya, yakni layanan pendidikan berkualitas tinggi tanpa harga yang menguras kantong.
Menurutnya, Santri di pesantren ini tinggal di rumah joglo, namun jangan membayangkan joglo tradisional yang tua dan usang. Setiap rumah memiliki ukuran 10x10 meter, dirancang dengan sentuhan modern yang nyaman.
"Dindingnya berdiri megah, dilengkapi teknologi canggih. Sebuah TV 70 incimenyala di ruang utama, ditemani kulkas dua pintu, AC 2 PK, internet yang terus tersambung 24 jam, dan sebuah PlayStation yang mengisi waktu luang para santri," kata Ubaydillah, Rabu (23/10/2024).
Kamar mandinya pun tak kalah modern karena menyuguhkan pengalaman seperti di hotel berbintang. Tempat tidur bertingkat yang nyaman berderet rapi, dengan kasur empuk tak mungkin menimbulkan keluhan.
Namun, kenyamanan ini bukan sekadar tentang fasilitas mewah. Kehidupan sehari-hari mereka dijalani dengan jaminan penuh—makanan tiga kali sehari yang selalu hadir hangat di meja, layanan laundry dua kali seminggu yang membuat waktu belajar tak terganggu, serta layanan kesehatan yang selalu sigap tersedia.
"Seperti sebuah pulau dalam kehidupan nyata, pesantren ini merawat santri layaknya permata," katanya.
2. Pembelajaran berkelas dunia dengan nafas religi

Tak hanya soal kemewahan fisik, pendidikan di sini pun dirancang dengan hati. Pesantren VIP Bina Insan Mulia 2 menyatukan beragam dunia, yakni tradisi pesantren salaf, pendekatan pesantren modern, dan standar pendidikan internasional yang tinggi.
Ubaydillah menyebutkan, pembelajaran di sini selevel dengan standar negara-negara maju seperti Finlandia dan Australia. Kurikulum Cambridge pun terintegrasi di dalamnya, membawa pesantren ini menuju panggung dunia.
Bagi mereka yang rindu mendalami bahasa asing, pesantren ini menghadirkan para native speaker. Bahasa Inggris dan Arab dipelajari dengan kemahiran mendalam, di bawah bimbingan penutur asli.
"Tak berhenti di situ, kerjasama dengan Universitas Al-Azhar Mesir memperkokoh pijakan spiritual pesantren ini, hingga para santrinya mampu menghafal Al-Qur'an hanya dalam waktu empat bulan," ujar Ubaydillah.
"Ekstrakurikuler di pesantren ini pun baik. Mulai dari musik hingga robotika yang memenangkan kompetisi nasional dan ASEAN hingga pramuka yang melambungkan santri ke ajang internasional seperti EURO SCETRO dan ASIA SCETRO," imbuhnya.
3. Menjaga tradisi di tengah modernitas

Namun, meski dikelilingi segala hal yang modern, santri di sini tak pernah kehilangan jejak spiritual yang menjadi akar pesantren. Setiap hari, mereka tetap menjalankan wirid Dalailul Khairat dan menjalani tirakat, sebuah tradisi pesantren salaf yang terjaga rapi di tengah kilauan dunia modern. “
Selain itu, pesantren ini pun tidak hanya meninggalkan santri dengan pengetahuan, tetapi juga dengan harapan dan arah untuk masa depan mereka. Santri di pondok itu mendapatkan bimbingan penuh dalam menentukan langkah mereka ke perguruan tinggi, baik di dalam maupun luar negeri
Kerjasama dengan sejumlah universitas di Timur Tengah memastikan setiap santri memiliki jaminan untuk diterima di kampus-kampus prestisius.
Pendiri Ponpes VIP Bina Insan Mulia 2, KH Imam Jazuli menyebutkan, pesantren ini sebagai bentuk kontribusinya bagi dunia pendidikan. Baginya, setiap anak bangsa berhak atas pendidikan yang bermutu tanpa perlu terkungkung biaya tinggi.
Menurut lulusan Pesantren Lirboyo Kediri dan Universitas Al-Azhar Kairo ini, pesantren merupakan smanifestasi dari pengalaman dan visinya tentang pendidikan yang ideal.
Pondok tersebut pun berdiri megah sebagai simbol perpaduan antara pendidikan modern dan spiritualitas tradisional.
Di bawah akidah Ahlussunnah wal Jama'ah An-Nahdliyah (NU), pesantren ini menjadi oasis bagi para orang tua yang ingin menyekolahkan anak-anak mereka dalam lingkungan yang seimbang, menggabungkan pendidikan berkualitas dengan biaya yang terjangkau.
"Inilah solusi masa kini, sebuah tempat di mana kemewahan dan pendidikan berpadu, tanpa mengorbankan nilai spiritual dan harga yang harus dibayar," kata Imam.