Bandung, IDN Times - Lima perusahaan Badan Usaha Milik Pemerintah (BUMN) yang berkecimpung dalam industri pertahanan (Indhan) telah resmi berada dalam satu holding bernama Defend ID (Defence Industry Indonesia). Adapun perusahaan tersebut adalah PT Len Industri (Persero) yang kemudian menjadi induk holding, serta PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT PAL Indonesia, dan PT Dahana sebagai anggota holding.
PT Len Industri (Persero) ditunjuk sebagai induk Holding BUMN Industri Pertahanan mengingat trend pertahanan perang masa depan berbasis network centric warfare C5ISR (Command, Control, Communication, Computer, Cyber, Intelligence, Surveillance, and Reconnaissance), serta kemampuan mengintegrasikan teknologi dari tiap matra pertahanan, dan pengalaman Len Industri menjadi Induk Holding anak perusahaannya.
Anggota holding, PT Pindad memiliki fokus pada platform matra darat, MRO dan penyediaan senjata serta amunisi, PT Dirgantara Indonesia dengan fokus pada platform matra udara dan MRO, PT Pal Indonesia dengan fokus pengembangan matra laut dan MRO, serta PT DAHANA dengan fokus pada pengembangan produk energetic material (bahan peledak) untuk seluruh matra pertahanan.
Peresmian pembentukan holding ini ditandai dengan penandatanganan Akta Inbreng saham pemerintah antara PT Len dengan empat anggota Defend ID lainnya. Dengan penyerahan Akta Inbreng itu, Kementerian BUMN telah resmi mengalihkan saham empat BUMN industri pertahanan ke PT Len.
Lantas seberapa penting Defend ID untuk membangun kedaulatan pertahanan RI?
Direktur Utama PT Len Industri (Persero) Bobby Rasyidin mengatakan, pembentukan holding BUMN Indhan harus menjadi solusi dalam membangun industri pertahanan nasional yang maju, kuat, mandiri dan berdaya saing. Tujuan jangka panjang holding ini adalah menciptakan kemandirian alpalhankam (alat peralatan pertahanan dan keamanan) TNI dan POLRI, mengintegrasikan industri pendukung C5ISR dan energetic material, pengembangan supply chain, serta mendukung program prioritas pemerintah.
Pembentukan holding dilakukan sebagai opsi konsolidasi paling optimal dibanding dengan opsi peleburan. Opsi ini dipilih dengan memperhitungkan faktor peningkatan pendapatan, penghematan biaya, optimalisasi modal, reputasi brand, proses dan waktu pendirian, kontrol, dilusi, disrupsi operasional dan peraturan.
“Konsolidasi melalui holding dengan nama Defend ID merupakan solusi untuk mempercepat kemandirian industri pertahanan Indonesia karena dapat menyeimbangkan faktor penciptaan nilai dan faktor kemudahan implementasi,” kata Boby melalui siaran pers beberapa waktu lalu.
Dalam waktu dekat, hal utama yang harus dilakukan adalah menyelaraskan bidang keuangan, pemasaran, operasional hingga portofolio manajemen anak-anak perusahaan. Penyelarasan ini nantinya bisa memberikan dampak positif khususnya dalam pendanaan.
"Pada fase tahun 2022-2023, spin off operasional bisnis induk holding akan dilakukan secara bertahap. Operasional bisnis di PT Len Industri, baik yang nonpertahanan maupun pertahanan akan diturunkan kepada entitas anak perusahaannya," terang Bobby.
Holding akan dapat meminimalisir terjadinya tumpang tindih produk antar anggota Defend ID. Len sebagai induk holding berperan mewujudkan interoperability atau mengintegrasikan elektronik 3 matra TNI baik darat, laut, maupun udara.