Bandung, IDN Times - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) era pemerintahan Prabowo-Gibran langsung melakukan berbagai gebrakan. Salah satunya adalah rencana pemangkasan anggaran perjalanan dinas di seluruh Kementerian dan Lembaga (K/L). Pemangkasan anggaran ini karena Kemenkeu berencana mengalihkan dana yang ada untuk mendukung berbagai program prioritas pemerintahan baru.
Namun, rencana pemangkasan anggaran yang bisa mencapai 50 persen tersebut disebut akan memberikan efek domino besar pada banyak sektor termasuk pariwisata dan perhotelan. Sebab di sektor ini banyak masyarakat yang mendapatkan manfaat mulai dari pekerja formal maupun non-formal.
Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Jawa Barat, Budijanto Ardiansyah mengatakan, sektor pariwisata sekarang belum pulih sepenuhnya setelah pandemik COVID-19. Meski angka wisatawan naik perlahan tapi pemasukan pada para pelaku di sektor ini belum di angka baik. Alhasil ketika ada pemangkasan anggaran perjalanan dinas ini dampaknya akan memperburuk kembali sektor pariwisata.
"Sekarang ini sudah kerasa banyak perjalanan dinas yang sudah ada agendanya dibatalin. Jadi ga nunggu 2025, tapi November ini juga sudah ada (pembatalan kegiatan dinas)," kata Budijanto kepada IDN Times, Jumat (22/11/2024).