Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Melihat Tradisi Bubur Sura, Kuliner 10 Muharram di Majalengka

IMG_20250706_111612.jpg
Bubur Sura (Inin Nastain/IDN Times)
Intinya sih...
  • Tradisi Bubur Sura, Kuliner 10 Muharram di Majalengka
  • - Bubur Sura adalah kuliner khas bulan Muharram yang dibuat secara rutin oleh warga Kampung Kaputren, Desa Putridalem, Majalengka.
  • - Tradisi membuat Bubur Sura sudah turun-temurun sejak nenek moyang Mak Titi dan terinspirasi dari kisah Nabi Nuh yang selamat dari banjir besar pada 10 Muharram.
  • - Proses pembuatan bubur melibatkan banyak orang dengan semangat gotong royong dan bahan mencapai 1 kwintal, lalu dibagikan kepada masyarakat di kampung hingga luar desa.

Majalengka, IDN Times - Di kalangan masyarakat, tanggal 10 muharram memiliki makna tersendiri. Selain bersedekah kepada anak yatim, 10 Muharram juga memiliki hubungan erat dengan dunia kuliner.

Di Kabupaten Majalengka, tepatnya di Kampung Kaputren, Desa Putridalem, Kecamatan Jatitujuh, warga biasa membuat bubur setiap kali tanggal 10 muharram tiba. Bubur Sura, demikian warga setempat biasa menyebut nama kuliner yang hanya ada pada bulan Muharram (bulan pertama pada hitungan tahun Hijriah) itu.

"Kami sudah rutin tiap tahun bikin Bubur Sura tiap tanggal 10 Muharram. Sebenarnya mah, masyarakat biasa bikin Bubur Sura ini sepanjang bulan Sura (Muharram), tapi kalau kami mah tiap tanggal 10," kata salah satu sesepuh sekaligus inisiator Carti, saat berbincang bersama IDN Times.

1. Diambil dari kisah Nabi Nuh

IMG_20250706_111113.jpg
Bubur Sura (Inin Nastain/IDN Times)

Bagi Mak Titi, demikian Carti biasa disapa, tadisi membuat bubur Sura bukan hal yang baru. Jauh sebelum dia lahir hingga kini sepuh, leluhur Mak Titi sudah rutin membuat Bubur Sura itu.

"Dari dulu, ibu sama nenek saya sudah biasa bikin Bubur Sura. Malah katanya dari mbah dulu, sudah bikin," jelas dia

Dijelaskan Mak Titi, berdasarkan tutur yang didapat dari orang tuanya, kebiasaan itu diambil dari kisah Nabi Nuh. Dari penuturan orang tuanya, Nabi Nuh terbebas dari bencana banjir besar pada 10 Muharram.

"Nabi Nuh selamat dari musibah pada tanggal 10 Muharram. Dari kisah itu lah, sejak orang tua dulu, kami biasa bikin bubur sura dan bertahan hingga zaman saya ini," jelas dia.

2. Dibikin dengan gotong royong, dibagikan kepada masyarakat

IMG_20250706_101454.jpg
Packing Bubur Sura (Inin Nastain/IDN Times)

Dalam prosesnya, pembuatan Bubur Sura sendiri melibatkan banyak orang. Ada belasan orang yang terlibat dalam proses pembuatan bubur itu.

Kendati melibatkan banyak orang, tidak ada aturan 'kaku' tentang pembagian tugas. Dengan semangat gotong royong, masing-masing akan mengambil bagiannya sendiri-sendiri, siapa yang meramu bahan, masak, packing, dan lain-lain.

Untuk tahun ini, tidak kurang dari 1 kwintal beras yang disiapkan untuk membuat Bubur Sura itu. "Banyak juga warga yang ngasih bahan. Kayaknya lebih dari sekwintal mah," kata dia.

Lantaran melibatan banyak orang dan bahan yang mencapai 1 kwintal, Mak Titi berinisiatif untuk membuat 'dapur umum.' Untuk mempercepat proses memasak, mereka tidak menggunakan kompor, melainkan kayu bakar.

"Bubur ini kami bagikan ke masyarakat di kampung. Bahkan ke luar desa. Alhamdulillah, masyarakat cukup kompak," jelas dia.

3. Bubur Sura, berwarna kuning, dengan toping cantik

IMG_20250706_111632.jpg
Bubur Sura (Inin Nastain/IDN Times)

Berbeda dengan bubur pada umumnya. Bubur Sura dilengkapi dengan berbagai macam sayuran. Pada bagian bubur, terdapat beberapa sayuran seperti Ubi, Jagung, Kedelei, yang dimasak bersama bubur.

Bubur sendiri dimasak dalam air yang sudah diracik bumbu dapur seperi sereh, garam, gula, parutan kelapa, dan lain-lain. Dengan demikian, tanpa dilengkapi toping, Bubur Sura sebenarnya sudah terasa gurih.

Kendati demikian, untuk menambah cita rasa, Bubur Sura juga dilengkapi toping beragam. Di bagian atas, terdapat toping berupa telor suwir, mie, tauge, dan irisan Cabe Merah.

Pada sebagian masyarakat, Bubur Sura juga dilengkapi dengan Jeruk Bali. Beberapa bumbu dan toping tersebut, tentunya menambah cita rasa tersendiri untuk bubur yang hanya bisa ditemukan pada bulan pertama pada hitungan Tahun Hijriyah itu.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us