Ilustrasi sedang melakukan riset (Pexels.com/Ivan Samkov)
Sementara itu, penelitian terkait sesar back arc thrust terus dilakukan. Terbaru, Yayasan Skala Indonesia melakukan ekpedisi baribis dengan menggandeng BRIN dan ikatan ahli geologi.
"2024 ada ekspedisi sesar Baribis dari Yayasan Skala dengan melibatkan BRIN dan ikatan ahli geologi," papar Fey.
Dikutip dari brin.go.id, BRIN melalui Pusat Riset Kebencanaan Geologi telah melakukan penelitian mengenai sesar aktif utama di pulau Jawa, yaitu Sesar Baribis-Kendeng. Sesar itu memanjang dari barat hingga timur dan ada di bagian belakang (utara) busur vulkanik Jawa.
Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Sonny Aribowo mengatakan, Sesar Baribis-Kendeng merupakan sebuah sistem sesar yang kompleks dan besar, yang disebut Java Back-arc Thrust.
“Di Jawa Barat, sesar ini melewati Cirebon, Indramayu, Majalengka, Subang, Purwakarta, Karawang, dan Bekasi. Ada indikasi melalui daerah selatan Jakarta (perbatasan dengan Depok) dan di daerah Bogor,” jelas Sonny dalam artikel yang diunggah 13 Juni 2024 dengan judul 'BRIN Teliti Sesar Baribis-Kendeng' itu.
Aktivitas penelitian Sony sudah berlangsung sejak 2019 lalu. Dalam kurun waktu itu, Sony melakukan penelitian di Majalengka, Purwakarta, Karawang, Depok, dan Bogor dengan pendanaan dari LPDP (proyek S3 di Universite Grenoble Alpes), Rumah Program Kebencanaan, dan Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN).
“Di tahun ini, Yayasan Skala Indonesia mengadakan Ekspedisi Sesar Baribis, dan saya ikut membantu menjadi narasumber di daerah Subang,”jelas dia.
Dijelaskannya, tujuan penelitian itu untuk mengetahui lokasi jalur sesar aktif-pernah bergerak setidaknya sejak 11 ribu tahun lalu-yang melalui kota-kota padat penduduk. Dengan demikian, kewaspadaan terhadap bahaya gempa bisa lebih ditingkatkan.
“Selain itu, ketika kita mengetahui ada indikasi aktif dari data geodesi dan seismisitas, perlu dikonfirmasi secara geologi apakah benar aktif atau tidak,” papar dia dalam artikel itu.