Matahari Belum Terbit, Anak-Anak di Cirebon Sudah Diantar ke Sekolah

- Kepadatan lalu lintas sejak dini hari
- Aktivitas sekolah dimulai sebelum matahari terbit
- Kekhawatiran warga soal keselamatan dan kesehatan anak
Cirebon, IDN Times - Penerapan kebijakan masuk sekolah pukul 06.30 WIB di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat mulai berlaku pada Senin (14/7/2025). Dampaknya langsung terasa di sejumlah ruas jalan di Kecamatan Sumber, ibu kota kabupaten tersebut.
Jalanan yang biasanya mulai padat pukul 06.30 WIB kini sudah dipenuhi kendaraan sejak sebelum pukul 05.45 WIB.
Pantauan di lapangan menunjukkan gelombang aktivitas pelajar dimulai lebih awal dari biasanya. Anak-anak berseragam putih merah, putih biru, hingga putih abu-abu tampak keluar rumah sejak langit masih gelap.
Mereka berjalan kaki, naik sepeda, menumpang angkutan umum, hingga diantar orang tua dengan sepeda motor. Di banyak titik, arus kendaraan meningkat tajam dan menimbulkan kemacetan lokal.
Di depan SMPN 1 Sumber, antrean kendaraan roda dua dan mobil pribadi menumpuk di sisi jalan. Suara klakson bersahutan, sementara petugas keamanan sekolah tampak sibuk mengatur lalu lintas dan menyambut para siswa.
1. Kepadatan lalu lintas lebih awal

Jalan Fatahillah dan Jalan Dewi Sartika, dua poros utama di Kecamatan Sumber, terpantau lebih padat dari biasanya. Di Simpang Empat Sumber, kemacetan terjadi sejak pukul 06.00 WIB akibat pertemuan arus kendaraan dari tiga arah yang sebagian besar mengangkut siswa sekolah.
Salah satu orang tua murid, Fitriani (39), warga Griya Sumber Indah (GSI), mengaku harus menyesuaikan ritme harian sejak aturan baru diterapkan.
“Biasanya saya berangkat antar anak jam setengah tujuh lebih, sekarang jam 5 sudah harus bangun dan siapkan sarapan. Jalanan ternyata sudah ramai juga, saya kira masih sepi,” katanya sambil menunggu anaknya turun dari motor.
Ia mengatakan perubahan ini cukup menyulitkan, terutama bagi anak-anak yang masih sulit bangun pagi. Namun ia memahami kebijakan tersebut diambil dengan maksud memperbaiki kedisiplinan pelajar.
2. Aktivitas sekolah dimulai sebelum matahari terbit

Di SMAN 1 Sumber, gerbang sekolah sudah dibuka sejak pukul 05.00 WIB. Guru piket terlihat berdiri menyambut siswa yang berdatangan. Suasana halaman sekolah dipenuhi aktivitas pagi.
Beberapa siswa duduk di taman membaca buku, sebagian lagi berbincang sambil menunggu bel masuk berbunyi.
“Jam belajar kami dimulai pukul 06.30 WIB sesuai edaran dinas. Guru-guru diminta datang pukul 06.00. Ini cukup menantang karena berarti semua aktivitas rumah tangga harus dimajukan,” ujar salah seorang guru.
Ia menyebut sekolah telah menggelar simulasi jadwal sejak pekan lalu, dan para siswa sudah diberi sosialisasi agar bisa menyesuaikan diri.
3. Kekhawatiran warga soal keselamatan dan kesehatan anak

Meski lalu lintas lebih tertib dengan pengaturan dari pihak sekolah dan aparat kepolisian, sebagian warga menyuarakan kekhawatiran atas dampak sosial dari kebijakan tersebut.
Terutama bagi siswa SD yang harus berangkat saat kondisi langit masih gelap.
“Anak saya kelas dua SD, berangkat jam lima lebih sepuluh menit. Saya sendiri takut karena di jalan masih gelap. Banyak kendaraan ngebut, rawan kecelakaan,” kata Andi Gunawan (42), warga Kelurahan Tukmudal.
Ia menyarankan agar aturan jam masuk tidak diberlakukan sama rata di semua jenjang pendidikan. “Kalau SMP dan SMA mungkin masih masuk akal, tapi anak SD? Apalagi kalau jaraknya jauh,” keluhnya.
Selain soal keamanan, orang tua juga menyoroti aspek kesehatan anak. Kurangnya waktu tidur dikhawatirkan akan menurunkan konsentrasi belajar dan imunitas tubuh siswa.