Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Marak PHK, Industri Asuransi Justru Perlu Pekerja Baru

ilustrasi asuransi (vecteezy.com/tapanakornkaow39714)

Bandung, IDN Times - Industri asuransi masih tetap tumbuh di tahun ini meski perekonomian global tidak menentu. Hingga akhir tahun, industri asuransi diproyeksikan bisa tumbuh 6 persen dibandingkan tahun lalu.

Konsultan sekaligus seorang mentor untuk profesi asuransi Eddi Mak mengungkapkan, meski tumbuh industri ini masih kekurangan tenaga agen asuransi. Saat ini, kata Eddi, jumlah agen asuransi di Indonesia masih di bawah 1 juta orang.

“Industri asuransi ini lumayan stabil dibandingkan industri lainnya. Jadi, bekerja di sektor asuransi masih tetap menjanjikan terutama untuk menjadi agen asuransi. Bayangkan saja, saat ini jumlah agen asuransi masih sedikit yaitu di bawah satu juta orang sedangkan jumlah usia produktif berjumlah ratusan juta orang,” kata Eddi, dalam keterangan tertulis, Selasa (3/6/2025).

1. Tidak ada persyaratan khusus untuk jadi agen asuransi

Marak PHK, Industri Asuransi Justru Perlu Pekerja Baru (IDN Times/istimewa)

Eddi mengungkapkan, badai PHK yang melanda sejumlah industri saat ini menjadi peluang bagi karyawan yang kehilangan pekerjaan untuk beralih menjadi agen asuransi.

Kata dia, salah satu fungsi utama agen asuransi adalah bisa langsung menjangkau calon nasabah untuk bisa mengedukasi pentingnya asuransi dan juga sekaligus meningkatkan literasi keuangan masyarakat.

“Untuk persyaratan khusus sebenarnya tidak ada untuk menjadi agen asuransi. Cukup memiliki lisensi keagenan dan biasanya akan dibantu prosesnya oleh masing-masing perusahaan.”

“Hal yang sangat penting dan diwajibkan OJK adalah sebelum mengambil ujian lisensi dari AAJI, wajib mengikuti kelas pelatihan dasar asuransi dulu yang disediakan di  perusahaan asuransi,” kata Eddi.

2. Aturan OJK ke depannya akan lebih ketat

Logo Otoritas Jasa Keuangan. (ojk.com)

Ke depan, kata Eddi, aturan Otoritas Jasa Keuangan juga akan lebih ketat di mana setiap orang yang mau berprofesi di asuransi mesti melewati berbagai screening tambahan, termasuk tidak memiliki catatan kriminal.

Lanjutnya, salah satu masalah yang dihadapi industri asuransi saat ini adalah banyak agen asuransi yang belum profesional.

“Keadaan sekarang juga tidak banyak agen asuransi yang bekerja profesional di mana sebagian masih jadikan pekerjaan sampingan. Hal ini bisa berakibat kualitas agen yang ada perlu mendapatkan perhatian khusus oleh pihak terkait,” kata Eddi yang sudah berkiprah selama 22 tahun sebagai agen asuransi di Sequis Life.

3. Sederet pelatihan sebagai agensi asuransi

ilustrasi asuransi (freepik.com/freepik

Menurut Eddi, sejak pertama kali bergabung, agen asuransi sudah mendapatkan pelatihan lengkap mulai dari pelatihan dasar sampai pelatihan level profesional. Ada pula pelatihan leadership dan management team bagi yang ingin meniti karier sebagai leader, sampai pelatihan soft skill dan teknologi terbarukan seperti memanfaatkan AI dalam bisnis.

“Bahkan sekarang makin lengkap dengan adanya kelas offline. Kelas online juga ada digital learning via gadget (learning management system),” ujar Eddi.

Maka itu, Eddi cukup optimistis kinerja agen bisa sangat baik selama konsisten menjalankan pelatihan yang telah disiapkan oleh perusahaan.

“WISE sebagai sebuah agency di Sequis Life yang fokus di tiga kota utama yakni Jakarta, Palembang dan Lampung juga siap menerima pekerja yang terdampak PHK, selama memang setelah di-review punya minat dan kecocokan profil yang dicari oleh pihak agensi,” tuturnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us