Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251013-WA0036.jpg
Kasus dugaan penggantian QRIS mengakibatkan pedagang merugi. IDN Times/Istimewa

Intinya sih...

  • Belasan warung kena tipu dengan penggantian kode QRIS, menyebabkan kerugian hingga ratusan ribu.

  • Pedagang lain mulai melakukan pengecekan setelah satu warung ketahuan, jumlah pedagang yang alami kerugian lebih banyak dari yang diperkirakan.

  • Polisi segera lakukan penyelidikan terkait penggantian kode QRIS, belum ada korban yang melaporkan ke polsek.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Sejumlah pedagangan di kantin Pujasera kampus Telkom University mendapati bahwa kode pembayaran QRIS mereka diganti dengan kode lain. Alhasil pembayaran yang dilakukan pembeli tidak masuk ke QRIS pedagang melainkan ke pihak tidak dikenal.

Salah satu pedagang, Karna (37), menuturkan bahwa kejadian ini dialami penunggu dagangan yang kodenya diketahui hanya oleh pemilik. Sang pemilik kemudian curiga dengan uang masuk ke rekening Qris yang tak kunjung bertambah padahal pembelian masih ada.

"Jadi si Qris-nya itu masuknya kan ke bosnya. Jadi awalnya enggak ketahuan, terus mungkin si bosnya yang punya warungnya itu curiga, kok enggak ada transaksi masuk kan gitu," kata Karna, Senin (13/10/2025).

1. Ada belasan warung kena tipu

Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maisya Feriani Arsya (18) (kiri) memindai kode batang Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk pembayaran pembelian tabung gas elpiji 3 kilogram (kg) di pangkalan di kawasan Pekunden, Semarang, Rabu (8/10/2025). (IDN Times/Dhana Kencana)

Setelah ketahuan satu warung, pedagang lain pun mulai melakukan pengecekan dan diketahui ada lebih dari 10 pedagang yang Qris-nya sudah berbeda dari yang sebelumnya ditempel.

Dia memperkirakan jumlah pedagang yang alami kerugian lebih banyak karena pendataan masih dilakukan oleh setiap pemilik kios.

"Saya tahunya, kalau saya pribadi dari grup pedagang. Terus saya cek juga ke warung-warung yang dekat-dekat sini. Ternyata tetangga saya juga kena," paparnya.

2. Rugi ratusan ribu

Lembaran uang peringatan Rp75.000 keluaran Bank Indonesia. (https://www.pexels.com/photo/indonesian-rupiah-in-close-up-photography-9914134/)

Menurutnya, dari hitungan para pedagang ada yang rugi hingga Rp400 ribu bahkan Rp1 juta. Kerugian ini sudah dilaporkan ke kepolisian agar bisa ditindaklanjuti.

"Pasti rugi karena yang beli kan dari pagi sampai siang. Paling malam ini yang jaga. Dengan adanya Qris palsu itu merugikan banget, yang korban saya dengar itu besoknya enggak bisa belanja," paparnya.

Dia memperkirakan kejadian penggantian Qris dilakukan pada malam hari ketika memang sedikit penjaga warung yang menginap di tempat.

3. Polisi segera lakukan penyelidikan

Warga NTT sedang berbelanja dengan aplikasi QRIS. (Dok Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTT)

Kapolsek Dayeuhkolot, AKP Triyono baru mendapat informasi ini dan belum mendapatkan video utuh mengenai adanya dugaan penggantian Qris. Dalam waktu dekat aparat bakal mengkonfirmasi kepada para pemilik warung untuk mengetahui lebih detail kasus tersebut.

"Sampai saat ini belum ada korban yang melaporkan ke polsek," kata dia.

Editorial Team