Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
(Bandara Husein Sastranegara) IDN Times/Azzis Zulkhairil
(Bandara Husein Sastranegara) IDN Times/Azzis Zulkhairil

Intinya sih...

  • Kadin Jabar berkomentar terkait permintaan MCCI untuk mengaktifkan kembali Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung.

  • Agung Suryamal dari Kadin Jawa Barat menyatakan bahwa respon masyarakat terhadap reaktivasi bandara tersebut cukup besar.

  • Permintaan Malaysia ini diharapkan dapat memperkuat kerja sama antarnegara dan membuka peluang baru di berbagai sektor.

Bandung, IDN Times - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Jawa Barat ikut berkomentar mengenai permintaan Dewan Perniagaan dan Perindustrian Malaysia, atau Malaysian Chamber of Commerce and Industry (MCCI) untuk mengaktifkan kembali Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung.

Dorongan tersebut bukan hanya omong kosong belaka, sebab MCCI mengklaim sudah mengirimkan surat yang ditujukan kepada Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, dan ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal MCCI, Zaha Izrin Zahari, tertanggal 25 Juli 2025.

Menurut, Wakil Caretaker Kadin Jawa Barat, Agung Suryamal, respons masyarakat terhadap reaktivasi Bandara Husein Sastranegara memang cukup besar karena bisa jadi kenyamanan dan berbagai faktor lainnya.

"Masyarakat ini bicara kemudahan, kenyamanan. Nah ternyata mungkin kalau di Bandara Kertajati, pertama jarak, waktu tempuh juga yang memang masyarakat agak mengeluh kejauhan. Malah saat ini kan minta Bandara Husein diaktifkan kembali," ujar Agung kepada awak media, Rabu (30/7/2025).

1. Respons pasar harus dipertimbangkan

(Bandara Husein Sastranegara) IDN Times/Azzis Zulkhairil

Dengan adanya dorongan dari negara Malaysia, Agung mengatakan, hal itu juga menjadi sebuah respons yang harus disikapi oleh pemerintah dan pihak-pihak terkait. Sebab, dalam persoalan bisnis, respon pasarlah yang harus dicermati secara baik.

"Nah menurut saya dalam bisnis ini masalah respons pasar, ini yang saya kira perlu dipertimbangkan juga oleh pemerintah. Saya kira mungkin bagus juga nanti pedagang atau bisnis-bisnismen dari Malaysia, waktu itu ke pasar baru kan tinggi okupansinya tapi sekarang berkurang," tuturnya.

2. Pengusaha selalu melihat respons pasar

(Bandara Husein Sastranegara) IDN Times/Azzis Zulkhairil

Tingkat kedatangan warga Malaysia di Kota Bandung sendiri sebelum seluruh penerbangan dari Bandara Husein dipindahkan ke Bandara BIJB Kertajati, dinilai cukup baik. Para pengusaha asal Negeri Jiran banyak memang tercatat berbelanja di Pasar Baru.

"Nah, salah satunya itu masalah bandara. Biasanya kan dia langsung ke Bandung, karena sekarang sudah tidak mungkin (jadi) berkurang," katanya.

"Bagi pengusaha yang penting respons pasar bagus. Terus kalau ekonomi tumbuh, otomatis daya beli masyarakat akan tumbuh."

3. Bandara BIJB Kertajati juga harus berjalan optimal

(Bandara Husein Sastranegara) IDN Times/Azzis Zulkhairil

Di sisi lain, Agung mendorong Bandara BIJB Kertajati bisa tetap berjalan optimal, jika nantinya Bandara Husein Sastranegara direaktivasi. Artinya, kedua bandara ini harus bisa berjalan bersama untuk merespons keinginan pasar.

"Iya karena kan, bagi pengusaha (dan) pedagang ini yang penting adalah kemudahan, kenyamanan, kecepatan. Tetapi diharapkan juga Kertajati perlu dioptimalisasi. Bagaimana ke depan fungsi dari Kertajati bisa dimaksimalkan. Intinya sesuai dengan kemauan masyarakat lah," kata dia.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal MCCI, Zaha Izrin Zahari meminta Bandara Husein Sastranegara membuka penerbangan domestik dan internasional itu. Alasannya, Kota Bandung merupakan salah satu kota terpenting di Indonesia dalam hal ekonomi, pendidikan, dan pariwisata.

"Konektivitas langsung antara Bandung dan kota-kota utama di Malaysia akan memperkuat kerja sama antarnegara dan membuka peluang baru di berbagai sektor," ujar Zaha dalam surat tersebut.

Menurut Zaha, keberadaan jalur penerbangan langsung antara Bandung dan Malaysia, khususnya ke Kuala Lumpur International Airport (KLIA) dan Sultan Abdul Aziz Shah Airport (Subang Selangor), akan sangat mendukung peningkatan mobilitas pelaku usaha, pelajar, wisatawan, hingga investor dari kedua negara.

Ia juga mengingatkan hubungan historis antara Bandung dan Malaysia dalam dunia penerbangan yang bukan jadi hal baru. Pada 2004, AirAsia maskapai berbiaya rendah asal Malaysia menjadikan Bandung sebagai kota tujuan internasional pertamanya di Indonesia melalui rute Kuala Lumpur–Bandung.

"Rute tersebut saat itu hanya melayani satu kali penerbangan per pekan, namun menjadi tonggak sejarah dan membuktikan posisi strategis Bandung dalam peta konektivitas regional Asia Tenggara," katanya.

MCCI meyakini bahwa pembukaan kembali Bandara Husein untuk penerbangan internasional akan memberikan dampak luas terhadap kemajuan sektor perdagangan, UKM, pariwisata halal, pendidikan, hingga ekonomi digital.

"Kami siap menjadi mitra aktif yang menjembatani komunikasi antara Pemerintah Kota Bandung dengan mitra-mitra potensial dari Malaysia, termasuk maskapai dan investor sektor pendukung. Ini adalah momentum strategis yang harus dimanfaatkan secara optimal," ujar Zaha.

Zaha menjelaskan, ia juga akan mengupayakan komunikasi lanjutan dengan maskapai penerbangan seperti AirAsia dan Batik Air Malaysia untuk melihat peluang pengaktifan kembali rute ini.

Editorial Team