Kabupaten Majalengka menjadi salah satu penghasil terbesar komoditas padi dan jagung. Plt Kepala Dinas Pertanian kabupaten Majalengka, Abdul Ghani mengatakan, saat ini dua komoditas tersebut sudah memasuki masa panen.
"Padi dan Jagung komoditas utama di Majalengka. Sebentar lagi puncak panen, Maret ini sudah mulai panen. Untuk padi dan jagung panen puncak sama-sama Maret," kata dia.
Ia mengatakan, penghasil terbesar padi terdapat di wilayah utara Majalengka seperti Kecamatan Ligung, Jatitujuh, Kertajati dan Sumberjaya. Sementara, penghasil jagung ada di wilayah tengah dan Selatan seperti Majalengka, Panyingkiran, Cigasong, Maja, Argapura, Bantarujeg, Talaga dan Malausma.
"Sekitar 80 persen produksi jagung di Majalengka itu di wilayah tengah dan Selatan. 2019 sudah beberapa kali panen, dan ada juga yang sudah tanam kembali," kata Abdul Ghani.
Dengan beberapa kali panen, penanaman kembali juga terus dilakukan. Terlebih saat ini masih terjadi musim hujan. Ia pun belum menjumlahkan seluruh total panen selama 2019 ini.
Untuk panen jagung pun saat ini memang memasuki panen raya. Pada awal Februari 2019 lalu saja, panen mencapai 4,9 ton per hektare dengan hasil yang optimal. Yang mana, rata-rata luas tanaman jagung di Majalengka mencapai 51 hektare.
Sementara, untuk lahan pertanian puso pun tidak ada di Majalengka. Namun, hanya ada beberapa lahan kosong yang sudah lama tidak dimanfaatkan.
Lahan tersebut pun diupayakan agar dapat dimanfaatkan dan ditanam kembali. Baik dengan tanaman padi, jagung maupun dengan komoditas pertanian lainnya.
Lahan itu beberapanya terdapat di Kecamatan Kertajati. Lahan tersebut diketahui sebagai lahan pengembangan BIJB, sehingga dalam waktu cukup lama tidak dimanfaatkan.