ilustrasi wisuda (pexels.com/emilyranquist)
Dalam pengerjaan skripsi ini MF hanya memberikan uang sekitar dua juta untuk dua bulan pengerjaan skripsinya mulai dari Bab1 sampai akhir. Dia hanya tahu menerima beres bab per bab untuk kemudian diajukan pada pembimbing agar bisa segera disidangkan.
Menurutnya, penyidang di kampus tempatnya berkuliah ketika melakukan sidang skripsi pun tidak mempersulit. MF hanya mengingat inti-inti dari setiap bab ketika sidang, walaupun ada kerugiaan dari penyidang tapi itu tak jadi soal.
"Mungkin mereka juga curiga, tapi kan tahu penyidang kalau saya juga kerja jadi ga akan sempat kalau semua dikerjakan sendiri," ungkapnya.
Hal sedana disampaikan UB, lulusan kampus swasta lainnya di Kota Bandung. Memanfaatkan joki menjadi hal yang harus dilakukan karena kesibukanya dalam pekerjaan.
Untuk mempermudah pengerjaan, dia pun tidak meminta judul peneitian yang sulit kepada joki. Sehingga, tugas yang dikerjakan tidak lebih dari tiga bulan pengerjaannya.
"Saya kerja ya susah kan gak fokus tugas lah. Yaudah mending bayar Rp3 juta terus saya pelajari skripsinya. Beres deh," ungkap UB.