Bandung, IDN Times - Sisa pembalut kerap menjadi limbah yang sulit didaur ulang. Pembalut bahkan menjadi masalah lingkungan serius karena terbuat dari bahan yang sulit terurai dan membutuhkan waktu lama untuk terurai, yaitu sekitar 200-800 tahun.
Sementara menurut data yang dihimpun oleh Sustaination, di Indonesia, dalam sehari, sampah pembalut saja bisa mencapai 26 ton. Dalam sehari, rata-rata perempuan bisa mengganti pembalut sebanyak 3 sampai 5 kali. Sementara, menurut laman OrganiCup, satu perempuan akan menghasilkan 11.000 pembalut sekali pakai seumur hidupnya.
Lalu bagaimana cara meminimalisir limbah pembalut?
Tiga mahasiswa ITB baru-baru ini coba menginisiasi untuk membuat pembalut yang ramah lingkungan, Mennapads. Ini merupakan sebuah inovasi berupa pembalut biodegradable yang diproduksi dari sisa pelepah pisang.
Rencana pembuatan ini disampaikan Salwa Salsadila, Kezia Wira Keren, dan Diola Suprapti, yang merupakan mahasiswa Rekayasa Pertanian Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati - Rekayasa (SITH-R) Institut Teknologi Bandung (ITB), dalam Agricultural Food Competition (AFC) yang digelar Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman.