Ilustrasi belajar mengenai kalimat imperatif (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)
Sebanyak 11 pengajar dari SMK Raden Umar Said Kudus menjadi tenaga pendamping yang bertanggung jawab untuk dapat meningkatkan keterampilan peserta agar memiliki keterampilan berstandar industri.
Proses peningkatan keterampilan ini dilakukan salah satunya dengan memberikan pekerjaan disertai tenggat waktu yang ketat namun dengan menghasilkan kualitas yang sama dengan standar industri.
Meski terlihat sederhana, banyak peserta yang merasa hal itu sebagai sebuah tantang besar. Hal ini dibenarkan oleh Erwan Septiyono sebagai salah satu peserta yang merupakan guru 3D modeling dari SMKN 1 Boyolangu.
Dia mengatakan, bekerja dengan standar industri belum biasa dilakukan di SMK, sehingga hal tersebut menjadi tantangan baginya. “Ya sebenernya ini cukup sulit karena kami belum terbiasa bekerja layaknya di industri tapi saya yakin setelah magang ini selesai, saya dan teman-teman bisa menerapkan di SMK masing-masing,” kata Erwan.
Sementara itu di sisi lain, siswa SMKN 4 Malang Muhammad Rafli, merasa beruntung telah terpilih menjadi salah satu peserta magang. Rafli mengatakan banyak sekali ilmu baru yang diperoleh dan ilmu yang berbeda dari yang selama ini dipelajari di sekolahnya.
“Khususnya pada modeling yang sudah menggunakan software Maya yang berstandar industri. Selain itu saya juga mendapatkan ilmu texturing serta rendering yang baik dan benar. Bahkan saya juga belajar tentang pipeline produksi animasi yang diterapkan di industri,” tutur Rafli.