Lulusan SMK di Jawa Barat Masih Dominasi Tingkat Pengangguran

Bandung, IDN Times - Angka pengangguran di berbagai wilayah di Indonesia masih cukup tinggi meskipun angkanya perlahan menurun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2024 sebesar 4,82 persen, turun sebesar 0,63 persen poin dibanding Februari 2023.
Lalu bagaimana data pengangguran di Provinsi Jawa Barat? Masih mengutip data BPS, jumlah pengangguran di Jawa Barat pada Februari 2024 sebanyak 1,79 juta orang, turun 217.000 orang dibandingkan Februari 2023.
Dari jumlah angka tersebut, BPS merinci tingkat pengangguran terbuka berdasarkan sejumlah aspek. Untuk tingkat pendidikan, lulusan dari sekolah menengah kejuruan (SMK) masih berada paling atas dengan 12,33 persen pada Februari 2024. Angka ini naik dibandingkan Februari 2022 mencapai 11,16 persen.
Presentase tingkat pendidikan yang banyak menganggur di bawah SMK adalah lulusan dari SMA dengan 8,98 persen. Namun, angka ini justru lebih baik dibandingkan pada Februari 2022 yang berada di kisaran 10,77 persen.
Kemudian ada lulusan sarjana yang angkanya juga naik di mana pada Februari 2022 mencapai 7,38 persen, sekarang berada di angka 8,34 persen. Lulusan diploma masih lebih baik pada 2024 dengan tingkat pengangguran di angka 6,25 persen.
Yang mengejutkan adalah kenaikan presentasi dari siswa lulusan sekolah menengah pertama (SMP) yang tidak lagi menganggur. Dari angka 10,03 persen pada Februari 2022 bisa turun hampir setengah menjadi 5,97 persen pada Februari 2024. Sementara lulusan SD angkanya juga turun dari 5,83 persen ke angka 3,33 persen.
1. Masih lebih banyak warga kota yang menganggur ketimbang di desa
Sementara untuk kawasan mana yang lebih banyak menganggur, BPS mencatat bahwa masyarakat di perkotaan justru lebih banyak tidak mendapat pekerjaan setiap tahunnya. Pada Februari 2022 angka pengangguran di perkotaan mencapai 9,31 persen, di mana angka pengangguran di desa 8,35 persen.
Kemudian pada Februari 2023 masyarakat di kota lebih banyak menganggur di angka 8,73 persen. Sementara di desa jumlah pengangguran hanya 5,25 persen.
Perbedaan angka ini masih terjadi pada Februari 2024 ketika angka pengangguran masyarakat kota berada pada 7,37 persen dan di pedesaan angkanya adalah 5,22 persen.