Bandung, IDN Times - Pos Indonesia kembali hadir menyapa pelanggan melalui acara Customer Gathering Logistic Day di Hotel Pullman Grand Central, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (25/8/2023). Customer Gathering Logistic Day digelar untuk memperkenalkan transformasi Pos Indonesia pada layanan kurir dan logistik.
Hadir pada kesempatan tersebut, Direktur Utama Pos Indonesia Faizal R Djoemadi, Direktur Business Development & Portfolio Management PT Pos Indonesia Prasabri Pesti, Direktur Pos Ditjen PPI Kementerian Komunikasi dan Informatika RI Gunawan Hutagalung, dan Senior Vice President Enterprise Business Pos Indonesia Arifin Muchlis.
Customer gathering dihadiri para pemangku kepentingan dari pemerintahan dan BUMN. Pos Indonesia juga memberikan apresiasi kepada pelanggan setia, sebagai penghargaan atas kerja sama yang telah terjalin.
Juga dilakukan penandatanganan kerja sama antara Pos Indonesia dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MIl) tentang Pengiriman Dokumen dan Barang Di Lingkungan BP2MI.
Penandatanganan Nota Kesepahaman PT Pos Indonesia dengan PT Administrasi Medika tentang Pemanfaatan Jasa dan Potensi masing-masing pihak. Serta Penandatanganan Kesepakatan Bersama PT Pos Indonesia dengan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat tentang Peningkatan Kualitas Layanan Publik dan Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Direktur Utama Pos Indonesia Faizal R Djoemadi mengatakan, kegiatan customer gathering kelima ini digelar sebagai upaya Pos Indonesia mendekatkan diri kepada stakeholder. Momen ini dijadikan Pos Indonesia untuk menyampaikan sejumlah transformasi bisnis kurir dan logistik yang telah dilakukan Pos Indonesia.
"Transformasi yang kami lakukan juga sejalan dengan arahan Bapak Presiden Joko Widodo untuk menekan ongkos logistik dari 23 persen menjadi 15 persen agar lebih efisien. Makanya pemerintah fokus membangun infrastruktur dan kami Pos Indonesia terus menggenjot logistik service melalui berbagai inovasi dan transformasi," katanya.
Dia menyebutkan, kerja sama dengan BP2MI juga sejalan dengan potensi pendapatan dari bisnis kiriman pekerja migran. Di sisi lain, transaksi remitansi pekerja migran mencapai Rp129 triliunan. Dua potensi ini yang akan terus digarap Pos Indonesia.