Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251206-WA0083.jpg
Flyer aksi peduli Sumatera lewat kopi (Dok. Seperkopian Jatiwangi)

Intinya sih...

  • Hasil pembelian akan didonasikan seluruhnya - Circle kopi di Seperkopian Jatiwangi menggelar aksi Ngopi Bayar Seikhlasnya untuk membantu korban bencana alam di Sumatera.

  • Perkenalkan kopi kepada masyarakat luas - Kegiatan tersebut juga diisi dengan edukasi tentang dunia kopi, sekaligus memperkenalkan jenis kopi dan cara menyeduhnya.

  • Karakter pecinta kopi pilih tempat ngopi - Pecinta kopi di Majalengka tidak hanya mempertimbangkan rasa kopi, tetapi juga tempat nongkrong yang bagus dan harga yang terjangkau.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Majalengka, IDN Times - Bencana alam yang terjadi di Sumatera mengundang keprihatinan banyak kalangan, tidak terkecuali di Kabupaten Majalengka. Berbagai langkah dilakukan masyarakat sipil untuk merespons bencana yang dipicu banjir tersebut.

Di Kabupaten Majalengka, keprihatinan disuarakan anak muda yang biasa membuka kedai kopi. Lewat aksi Ngopi Bayar Seikhlasnya, anak muda yang tergabung dalam Seperkopian Jatiwangi ini mengajak masyarakat luas untuk bersama-sama membantu memulihkan kondisi di beberapa daerah di Sumatera.

"Event ini berawal dari perkumpulan antara yang punya kedai kopi, barista yang ada di Jatiwangi. Kami ngadain event itu buat ngenalin kopi itu tidak mahal. Bisa dinikmati semua kalangan," kata Ketua Seperkopian Jatiwangi Nuna Aditya Baruna di sela aksi Ngopi Bayar Seikhlasnya di alun-alun Majalengka, Minggu (7/12/2025).

1. Hasil pembelian akan didonasikan seluruhnya

Stand Seperkopian Jatiwangi peduli Sumatera (inin nastain/IDN Times)

Di luar bisnis, circle kopi di Seperkopian Jatiwangi kerap melakukan event yang bertujuan untuk memperkenalkan kopi. Beberapa waktu sebelumnya bahkan mereka menggelar aksi bagi-bagi kopi gratis. 

Dari sisi ekonomi, sepintas mungkin akan ada kesan rugi. Pasalnya, kopi yang digratiskan itu adalah kopi murni, yang diproduksi oleh petani kopi lokal, bahkan salah satunya ada kopi Kenya. 

Namun, rumus rugi itu tidak jadi beban bagi circle kopi ini. "Kemarin-kemarin kami mengadakan kopi gratis," jelas dia. 

Kini, setelah beberapa daerah di Sumatera diterjang bencana alam hebat, mereka berinisiatif untuk ambil bagian dalam usaha membersamai korban. 

"Sekarang mah karena melihat saudara kita di Sumatera terkena bencana alam, kami bikin tema Kopi bayar seikhlasnya. Hasil dari sini seratus persen disumbangkan untuk saudara-saudara kita di Sumatera. Disalurkan lewat yayasan penyalur," kata dia. 

"Mungkin kami gak bisa bantu banyak, selain dari doa. Nanti kami lihat dulu apakah langsung disalurkan atau dikumpulkan, bikin event lagi," lanjut Nuna

2. Perkenalkan kopi kepada masyarakat luas

Mengenalkan kopi kepada konsumen (inin nastain/IDN Times)

Di luar pendapatan 'dagang' di salurkan ke wilayah bencana, kegiatan itu juga diiisi dengan edukasi. Sambil menikmati kopi yang dibanderol dengan harga seikhlasnya, barista dari Seperkopian Jatiwangi ini juga mengenalkan tentang dunia kopi.

"Ada edukasi juga. Seperti jenis kopi, cara menyeduh kopi," kata dia.

Pengenalan kopi dilakukan mengingat trend ngopi di Kabupaten Majalengka dinilai mulai menggeliat. Meskipun belum seperti kota besar, tetapi kebiasaan ngopi di Majalengka sudah mulai tinggi.

"Majalengka udah mulai naik. Karena mungkin sekarang ini, budaya nongkrong mulai banyak," jelas Nuna.

3. Karakter pecinta kopi pilih tempat ngopi

Menyeduh kopi (inin nastain/IDN Times)

Berkaitan dengan kopi, dewasa ini pecinta kopi di Majalengka tidak hanya soal rasa sebagai pertimbangan untuk nongkrong di kedai. Di luar itu, tempat ngopi juga menjadi salah satu pertimbangan mereka memilih tempat nongkrong.

"Sekarang, konsumen itu bukan melihat rasa kopi, tapi tempat. Tempat kopi A tempatnya bagus, instahramamble, pasti rame," jelas dia.

Terkait harga kopi, Nuna menilai masih cukup terjangkau. Di circle Seperkopian, untuk menikmati segelas kopi, masih bisa dengan modal uang sebesar Rp15 ribu.

"Harga kopi itu, kalau melihat daerah di Majalengka, kalau di Jatiwangi, ratenya itu antara Rp15 sampai Rp20 ribu," tutur dia.

Editorial Team