Bandung, IDN Times – Dua tahun sudah pandemik COVID-19 melanda dunia, dan mengubah banyak rutinitas manusia sehari-hari. Tak terkecuali di sektor pendidikan, yang tidak hanya mengalami perubahan cara belajar melainkan juga menguji ide-ide dasar tentang konsentrasi, peran teknologi, dan cara siswa, guru, serta orangtua, untuk berinteraksi dalam kegiatan belajar mengajar.
Di Indonesia, penerapan kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) masih bervariasi baik dalam kualitas, pelaksanaan kurikulum, fasilitas pendukung, serta perubahan mekanisme pembelajaran yang sering bergantung pada angka peningkatan dan penurunan COVID-19 di masing-masing daerah.
Perbedaan dalam penerapan PJJ ini berisiko terhadap ketimpangan proses pembelajaran. Di samping itu, situasi pandemi ini juga memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap para tamatan sekolah, terutama dari kejuruan dalam hal upaya mencari lapangan pekerjaan.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Suharti Sutar, menjelaskan metode pembelajaran yang dapat dianut dalam proses pelaksanaa PJJ.
Ia pun menjelaskan bagaimana rencana strategis ke depan, guna memastikan PJJ tidak mengakibatkan learning loss dan ketimpangan yang semakin besar di Indonesia.