Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Jemaah haji Embarkasi Lombok. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Cirebon, IDN Times - Sebanyak 91 orang dari total 2.416 jemaah haji asal Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pada 2025 ini tercatat berusia lanjut. Meski masuk kategori rentan, seluruh jemaah lansia tersebut dipastikan dalam kondisi sehat dan siap menunaikan ibadah ke Tanah Suci.

Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Cirebon bersama Dinas Kesehatan telah menuntaskan dua tahapan pemeriksaan kesehatan bagi para jemaah haji. 

Secara keseluruhan, 91 jemaah lansi yang berusia 65 tahun ke atas dinyatakan lolos seleksi kesehatan dan dinilai layak terbang oleh tim medis.

Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Kabupaten Cirebon, Mualim, menyampaikan bahwa mereka menerapkan protokol ketat untuk memastikan kesehatan jemaah lansia. Pemeriksaan tidak hanya mencakup cek fisik, tetapi juga kebugaran jasmani dan kesiapan mental.

“Jemaah lansia menjadi perhatian utama kami. Mereka telah mengikuti seluruh tahapan pemeriksaan dan dinyatakan siap secara medis,” kata Mualim, Sabtu (4/5/2025).

Menurutnya, banyak lansia yang tetap menunjukkan semangat dan tekad kuat untuk menunaikan rukun Islam kelima. Meski begitu, pendampingan khusus tetap menjadi prioritas agar mereka bisa menjalani ibadah dengan aman dan nyaman.

1. Fasilitas khusus ramah lansia

Persiapan keberangkatan jemaah haji di Embarkasi Lombok. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Tahun ini, Kementerian Agama RI memberlakukan kebijakan pelayanan haji ramah lansia secara nasional. Kemenag Kabupaten Cirebon pun telah menyesuaikan sejumlah teknis keberangkatan dan fasilitas berdasarkan ketentuan tersebut.

Para jemaah lansia akan ditempatkan di penginapan yang lebih dekat dengan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Mereka juga akan difasilitasi kursi roda, alat bantu jalan, serta didampingi oleh petugas khusus dari Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD) dan Tim Petugas Haji Indonesia (TPHI).

"Seluruh jemaah lansia akan mendapat pelayanan prioritas, mulai dari akomodasi, transportasi, hingga pendampingan ibadah. Kami ingin mereka bisa menjalani proses haji tanpa beban," ucap Mualim.

Selain itu, para lansia juga telah dibekali pelatihan manasik haji dan simulasi pergerakan ibadah sejak awal tahun. Tujuannya agar mereka lebih siap menghadapi kondisi fisik dan cuaca ekstrem di Arab Saudi.

2. Peran keluarga sangat vital

Ekspresi jemaah haji kloter pertama yang akhirnya tiba di Saudi pada Jumat, 2 Mei 2025. (Dok. Media Centre Haji Indonesia)

Aspek psikologis tidak luput dari perhatian. Kemenag mengimbau seluruh keluarga jemaah lansia untuk berperan menjaga kondisi mental dan semangat calon haji menjelang keberangkatan.

Support dari keluarga itu penting. Kami minta mereka ikut menenangkan dan menyemangati orangtua atau kerabat yang akan berangkat. Jangan sampai ada tekanan mental menjelang hari keberangkatan,” kata Mualim.

Menurut pantauan tim Kemenag, sebagian besar jemaah lansia justru menunjukkan antusiasme tinggi dan sudah menyiapkan diri jauh-jauh hari.  “Ada yang sudah melatih fisik dengan berjalan kaki setiap pagi sejak awal tahun,” katanya.

Seluruh jemaah haji asal Cirebon diberangkatkan melalui Embarkasi Haji Indramayu secara bertahap mulai awal Mei hingga akhir bulan. Terdapat tujuh kelompok terbang (kloter) yang dijadwalkan membawa para jemaah menuju Tanah Suci.

Kloter pertama, yakni Kloter 02, telah memasuki Asrama Haji Watubelah pada Jumat (2/5/2025) pukul 05.30 WIB. Setelah proses administrasi dan pembekalan, mereka diberangkatkan ke Embarkasi Indramayu pukul 08.30 WIB dan dijadwalkan terbang ke Arab Saudi pada Sabtu (3/5/2025) pukul 09.30 WIB dengan pesawat Saudia Airlines.

Rangkaian pemberangkatan jemaah haji asal Kabupaten Cirebon dilakukan secara bertahap dalam tujuh kloter. Setelah kloter pertama diberangkatkan pada awal Mei, proses dilanjutkan dengan kloter sepuluh yang dijadwalkan terbang pada 13 Mei 2025 pukul 17.05 WIB.

Kloter 12 menyusul pada 16 Mei pukul 17.05 WIB, kemudian kloter 16 pada 21 Mei pukul 09.30 WIB. Gelombang berikutnya terdiri dari kloter 20 yang berangkat pada 25 Mei pukul 09.30 WIB, kloter 23 pada 26 Mei pukul 11.10 WIB, dan terakhir kloter 25 yang menjadi kloter penutup, dijadwalkan lepas landas ke Tanah Suci pada 29 Mei 2025 pukul 11.10 WIB. 

Setiap kloter membawa antara 106 hingga 439 jemaah dan didampingi enam petugas yang bertugas mengawal mulai dari keberangkatan hingga kepulangan.

3. Kesiapan petugas haji

Pelepasan kloter haji pertama 2025 asal Provinsi Lampung. (DOK. Kemenag Lampung).

Untuk memastikan kelancaran seluruh proses, para petugas haji telah mengikuti pelatihan intensif dan dibekali protokol pendampingan lansia. Selain memantau kondisi kesehatan, mereka juga bertugas sebagai pembimbing ibadah dan pengatur logistik selama di Arab Saudi.

“Petugas kita tidak hanya mengurusi administrasi, tapi juga menjaga dan mendampingi para lansia, khususnya saat wukuf di Arafah dan thawaf di Masjidil Haram,” ujar Mualim.

Ia memastikan seluruh kloter mendapat proporsi pendampingan yang sama. Petugas juga akan berkomunikasi secara aktif dengan keluarga jemaah melalui media sosial dan hotline khusus.

Dengan persiapan menyeluruh dan pendampingan intensif, Kemenag Kabupaten Cirebon berharap seluruh jemaah, terutama yang lansia, dapat menjalankan ibadah haji dengan khusyuk dan kembali dalam keadaan sehat.

Mualim menegaskan, pelayanan kepada jemaah lansia bukan sekadar kewajiban administrasi, tetapi juga bentuk tanggung jawab moral dan spiritual. “Ibadah haji ini adalah perjalanan seumur hidup bagi banyak orang. Kita ingin mereka bisa menjalaninya dengan penuh makna,” katanya.

Editorial Team