Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Insiden Pesta Rakyat di Garut-Dedi Mulyadi.png
Tempat merawat pasien yang pingsan akibat pesta rakyat pernikahan Wakil Bupati Garut. (IDN Times/Debbie Sutrisno)

Intinya sih...

  • Cecep gugur saat mengurangi massa

    • Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Hendra Rochmawan, menjelaskan bahwa anggota polisi tersebut meninggal saat menjalankan tugasnya untuk mengurangi kerumunan warga yang memadati pintu masuk.

  • Anak umur delapan tahun meninggal karena berdesak-desakan

    • Mela ibunda dari korban Vania Aprilia tidak bisa menahan air mata karena anaknya meninggal dalam kegiatan pernikahan dari anak Gubernur Jawa Barat dan Kapolda Metro Jaya.

  • Banyak massa yang pingsan

    • Saksi mata lainnya, Neulis, mengaku banyak melihat pingsan

Bandung, IDN Times - Pesta rakyat pernikahan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina anak dari Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto dengan Maula Akbar Mulyadi Putra, anak sulung dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi alias KDM berujung meninggalnya tiga orang warga.

Satu orang merupakan warga sipil berjenis kelamin perempuan, satu anak-anak dan satu lagi anggota polisi. Pesta rakyat yang merupakan rangkaian kegiatan acara resepsi ini digelar di Lapangan Otto Iskandar Dinata, Garut, Jawa Barat, Jumat (18/7/2025).

Sejatinya, waktu akad nikah keduanya dilakukan pada Senin, 14 Juli 2025, dengan prosesi siraman, dilanjutkan keesokannya dengan acara seserahan yang berlangsung di Leuwi Asri, Bayongbong, dan selanjutnya ada pesta rakyat dan panggung rakyat.

Adapun ketiga korban ini yaitu, Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Polsek di Polres Garut, Cecep Saeful Bahri, Vania Aprilia 8 tahun, Warga Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat, dan Dewi Jubaedah 61 Tahun, warga Jakarta Utara.

Ketiganya dinyatakan meninggal dalam kegiatan Pesta Pernikahan Maula-Putri Karlina. Lalu, seperti apa kronologinya?

1. Cecep gugur saat mengurangi massa

Kegiatan pesta rakyat di Garut ricuh. IDN Times/istimewa

Berdasarkan keterangan dari Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Hendra Rochmawan, anggotanya itu meninggal saat tengah menjalankan tugasnya sebagai anggota Bhabinkamtibmas Polsek. Saat kegiatan acara ini memang banyak masyarakat yang berdatangan secara langsung dan berbondong-bondong mencoba masuk ke lokasi kegiatan.

Melihat kondisi ini, Cecep kemudian langsung menjalankan tugasnya untuk mengurangi kerumunan warga yang memadati pintu masuk. Saat itu kondisi penuh dengan warga. Cecep juga sempat mengatur alur tamu yang berdesakan dan bahkan membantu orang yang pingsan karena kepadatan di sekitar pintu pendopo.

Setelah situasi berhasil dikendalikan dan acara berlangsung lancar, Cecep sempat beristirahat. Namun dalam kondisi lelahnya itu dia tiba-tiba pingsan, dan dinyatakan meninggal dunia di lokasi sebelum sempat mendapatkan perawatan medis lanjutan.

"Dan kemudian setelah acara berjalan lancar, baik, tidak ada kerumunan, yang bersangkutan kemudian istirahat, duduk. Di saat yang bersangkutan itu meninggalkan dunia, pingsan kemudian meninggal dunia," kata Hendra.

2. Anak umur delapan tahun meninggal karena berdesak-desakan

Kegiatan pesta rakyat di Garut ricuh. IDN Times/istimewa

Sementara, Mela ibunda dari korban Vania Aprilia tidak bisa menahan air mata karena anaknya meninggal dalam kegiatan pernikahan dari anak Gubernur Jawa Barat, dan Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto. Dia yang awalnya hanya berjualan di sekitar lapangan tempat berlangsungnya peristiwa ini, justru harus kehilangan anaknya.

Mela tidak mengetahui jika anaknya turut ikut mengantre untuk masuk ke dalam pendopo Pemkab Garut. "Saya lagi jualan dan gak tahu anak saya posisinya lagi mengantre," ucapnya.

Memang, Vania banyak bergaul dengan anak pedagang lainnya, hanya saja saat itu dirinya tidak mengetahui putrinya justru ikut dalam kegiatan ini. Selanjutnya, pesta rakyat berlangsung, masyarakat sudah mulai berdesak-desakan, Mela pun mendapatkan telfon anaknya sudah berada di ambulans.

"Sudah dingin, sudah bengkak, posisinya dari sini sudah meninggal," kata dia.

3. Banyak massa yang pingsan

Wakil Bupati Garut Putri Karlina dan suaminya Maula Akbar Mulyadi Putra

Saksi mata lainnya, Neulis turut mengaku kegiatan pesta rakyat perkawinan ini dipadati massa dan dirasakannya sangat sulit dikendalikan oleh anggota kepolisian dan Satpol PP yang berjaga. Dia mengungkapkan banyak melihat masyarakat yang pingsan.

"Saya ngebantu nolong anak-anak yang terjepit di area depan Kimia Farma yang sangat padat banyak orang," kata dia.

Neulis mengatakan, gerbang menuju area pendopo dibuka tutup sedikit. Akibatnya terdapat anak yang terseret. Saat itu, kakak dari Neulis turut membantu korban Vania yang berada dalam kerumunan, namun setelah dilihat sudah meninggal dunia.

Berdasarkan informasi yang didapatkan IDN Times, setelah kegiatan ini nantinya akan ada acara panggung hiburan rakyat di Gedung Pendopo Kabupaten Garut dan Alun-Alun Garut. Namun kegiatan ini dibatalkan oleh sang pemilik hajat, Maula dan Karlina Putri.

Sementara, Bupati Garut Abdusy Syakur Amin ikut berbelasungkawa atas kejadian ini, termasuk meninggalnya seorang anak kecil yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).

Untuk penyebab meninggalnya tiga orang itu diprediksi karena kekurangan oksigen dan terinjak-injak warga lainnya. Kejadian ini disebabkan oleh warga yang antusias datang ke acara pesta perayaan pernikahan wakil bupati dan anak dari KDM.

Menurutnya, pengamanan di lokasi sebenarnya sudah maksimal karena ada aparat dari berbagai lembaga. Dengan adanya kejadian ini acara yang hendak dilakukan malam ini pun batal.

"Tadi berdasarkan laporan dari dinas kesehatan bahwa ada 26 korban yang menjadi korban dan 3 yang wafat di tempat. Dan sisanya sudah ada yang pulang ke rumah masing-masing usai dirawat. Biaya perawatan ditanggung oleh pemerintah," kata Abdusy.

4. Dedi Mulyadi minta maaf

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi usai meninjau warga yang dirawat di RSUD Slamet. IDN Times/Debbie Sutrisno

Sementara, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi turut menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya sejumlah warga Kabupaten Garut, akibat berdesakan saat acara syukuran makan gratis yang digelar anaknya.

"Pertama saya menyampaikan turut berduka cita, semoga almarhum dan almarhumah diterima Iman Islamnya, diampuni segala dosanya, kemudian ditempatkan di tempat yang mulia di sisi Allah," ujar Dedi, Jumat (18/7/2025).

"Acara syukuran Maula dan Putri, secara pribadi saya tuh tidak tahu acara kegiatan itu," tambahnya.

Dedi mengaku hanya tahu acara pesta rakyat untuk masyarakat Garut baru akan digelar pada malam ini. Hanya saja saat ini kondisinya sudah dibatalkan karena acara sebelumnya berlangsung tidak kondusif dan menelan korban.

"Artinya saya hanya memahami bahwa nanti malam itu ada acara kegiatan saya bertemu warga dalam bentuk pentas seni. Saya tidak tahu bahwa ada cara syukuran bersama warga, kemudian warga diundang makan bersama," katanya.

Dedi pun menyampaikan permohonan maaf atas nama anaknya Maula dan Putri, karena akibat acara tersebut sejumlah warga Garut meninggal dunia dan dipastikan akan diberikan bantuan uang.

"Saya menyampaikan, hari ini saya sudah meminta staf saya untuk menemui seluruh keluarganya dan menyampaikan uang duka dari saya sebagai Gubernur Jawa Barat terhadap warga saya yang hari ini yang mendapat musibah. kami menyampaikan uang duka Rp150 juta per keluarga," katanya.

Duit tersebut, kata dia, merupakan bagian dari empati terhadap keluarga yang ditinggalkan dan peristiwa ini ke depan menjadi pembelajaran untuk seluruh pihak agar memperhitungkan berbagai kemungkinan saat menggelar acara yang melibatkan banyak orang.

"Ke depan pembelajaran penting siapa pun termasuk keluarga saya sendiri, kalau buat acara itu harus diperhitungkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Termasuk juga penyiapan pengamanan yang cukup. Dan saya selalu mengimbau tidak boleh membuat kegiatan dalam ruang sempit kemudian orangnya terlalu banyak," ucapnya.

Editorial Team