Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20250618-WA0028.jpg
Tambang pasir di Argasunya, Kota Cirebon

Intinya sih...

  • Area tambang ilegal di Cirebon akan dijadikan kawasan wisata edukatif dan ekowisata.

  • Lahan bekas tambang akan ditata ulang menjadi zona hijau dengan agrowisata, paralayang, dan jalur off-road.

  • Meski belum dibangun, proyek ini sudah dalam tahap kajian dan sosialisasi untuk transformasi lingkungan.

Cirebon, IDN Times - Pemerintah Kota Cirebon mengambil langkah konkret untuk menyulap bekas area tambang ilegal di Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, menjadi kawasan wisata edukatif dan ekowisata.

Lokasi yang selama ini dikenal sebagai titik rawan kerusakan lingkungan akan ditata kembali agar memiliki nilai ekonomi dan ekologi bagi warga dan kota.

Lahan bekas tambang yang sempat tidak terurus setelah aktivitas penambangan dihentikan itu kini tengah dipetakan ulang untuk dimasukkan dalam rencana pengembangan ruang terbuka hijau sekaligus destinasi rekreasi berbasis konservasi.

1. Dari kawasan rusak menjadi zona wisata hijau

Proses pencarian korban di tambang Argasunya, Kota Cirebon, Rabu (18/6/2025)

Wilayah Argasunya dikenal sebagai salah satu titik kerusakan lingkungan akibat aktivitas galian C bertahun-tahun yang mengeksploitasi tanah dan batu.

Kini, pendekatan yang digunakan bukan lagi menunggu reklamasi alami, tetapi justru menjadikan lahan rusak itu sebagai titik awal pembangunan wisata berbasis edukasi dan ekologi.

Wali Kota Cirebon, Effendi Edo, dalam tinjauannya awal Juni 2025, menyebutkan lahan ini punya potensi besar jika dikelola dengan konsep konservatif dan partisipatif. “Kami ingin masyarakat sekitar tidak hanya melihat ini sebagai masa lalu yang kelam, tetapi sebagai masa depan yang bisa menjadi penggerak ekonomi baru,” ujarnya.

Dari sisi teknis, pemerintah daerah bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pariwisata kini memetakan ulang kontur lahan untuk melihat bagian mana yang memungkinkan ditanami ulang dan mana yang dapat dimanfaatkan untuk aktivitas wisata.

Rehabilitasi vegetasi dan penanaman kembali pohon lokal seperti trembesi, sengon, dan ketapang akan dilakukan untuk menstabilkan tanah, sambil menciptakan lanskap hijau baru.

2. Rencana agrowisata, paralayang, dan jalur off-road

Tambang di Argasunya, Kota Cirebon

Tak sekadar menanam pohon dan membuat taman, konsep pengembangan kawasan ini juga mencakup fasilitas agrowisata seperti kebun alpukat, kopi, hingga sirsak. Tanaman-tanaman ini dipilih karena selain cocok dengan kontur tanah perbukitan, juga berpotensi menjadi komoditas lokal yang bisa dijual langsung oleh warga setempat.

Beberapa komunitas off-road dan olahraga ekstrem juga menyambut baik rencana ini. Mereka menilai lahan bekas galian yang tidak rata dan memiliki perbukitan curam sangat cocok untuk dijadikan jalur off-road dan arena pelatihan paralayang.

“Bayangkan saja, orang bisa ngopi di ketinggian sambil melihat paralayang meluncur dari bukit. Ini bisa jadi pengalaman unik di Cirebon,” kata Edo.

Selain itu, sejumlah jalur pendakian juga akan dibuka bagi pengunjung yang ingin melakukan aktivitas luar ruangan dengan tingkat kesulitan ringan hingga sedang.

3. Belum dibangun, masih tahap kajian dan sosialisasi

Polisi menutup aktivitas pertambangan di Beber, Kabupaten Cirebon. (istimewa)

Meski semangat pengembangan sudah digaungkan, proyek ini belum memasuki tahap pembangunan fisik. Pemerintah daerah masih berada dalam fase kajian dan penyusunan dokumen lingkungan.

Beberapa dinas seperti DPMPTSP dan DLH Kota Cirebon tengah merumuskan studi kelayakan, potensi dampak lingkungan, dan skema pembiayaan. Transformasi bekas tambang menjadi kawasan hijau dan edukatif bukan hanya mimpi semata. Prosesnya memang masih panjang, namun arah kebijakan sudah ditetapkan.

Kota Cirebon mencoba memberikan contoh, pemulihan lingkungan tidak harus menunggu puluhan tahun untuk bisa dimulai dengan membangun ekosistem ekonomi hijau berbasis partisipasi warga.

"Jika seluruh tahapan berjalan lancar, kawasan ini diproyeksikan mulai dibuka untuk umum secara bertahap mulai 2026 mendatang, diawali dengan program ekowisata edukatif untuk pelajar dan warga sekitar," katanya.

Editorial Team