Kota Bandung Gencar Tes WGS Antisipasi Sebaran COVID Varian Omicron

Bandung, IDN Times - Dinas Kesehatan Kota Bandung mengklaim belum ada temuan kasus pasien yang terjangkit virus corona varian Omicron hingga Selasa(30/11/2021). Hingga saat ini, kasus pasien COVID-19 masih didominasi varian Delta.
Kendati demikian, Dinas Kesehatan Kota Bandung terus melakukan pengetesan acak dengan metode Whole Genome Sequencing (WGS) kepada masyarakat (suspect) atau pendatang yang masuk ke Bandung melalui pintu Bandara Husein Sastranegara.
Hal itu sebagai bentuk antisipasi penyebaran virus corona varian baru yakni Omicron di Kota Bandung.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung Rosye Arosdiani mengatakan, saat ini Pemerintah Indonesia sudah mulai membatasi orang berdatangan dari sejumlah negara khususnya Benua Afrika. Meski sudah ada pembatasan kedatangan orang dari delapan negara tersebut, Dinkes Kota Bandung tetap melakukan tes WGS kepada pasien positif COVID-19 untuk pencegahan.
"Harus ada pemantauan WGS juga. Pemeriksaan ini untuk mengetahui variannya apa. Jadi tes PCR-nya detail sampai ditentukan genetiknya," ujar Rosye ditemui di Balikota Bandung, Selasa (30/11/2021).
WGS sendiri merupakan teknik komprehensif yang digunakan dalam proses pengurutan sekuens DNA menjadi suatu gambaran genom utuh. Tes ini dapat mendeteksi virus corona varian baru.
1. Sebaran virus corona di Bandung makin landai
Sementara untuk sebaran kasus COVID-19, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mencatat ada sembilan kecamatan yang tidak memiliki kasus aktif COVID-19. Catatan ini memberikan dampak positif dengan angka kasus yang perlahan makin menurun.
Dari 55 kasus aktif COVID-19 yang tercatat saat ini hanya tersebar di 21 kecamatan dari 30 kecamatan. "Sebanyak 21 kecamatan yang memiliki kasus konfirmasi dari 30 kecamatan," kata Rosye
Sementara sembilan kecamatan itu yakni Kecamatan Panyileukan, Cinambo, Gedebage, Buah Batu, Bandung Kidul, Bojongloa Kidul, Babakan Ciparay, Bandung Wetan dan Cibeunying Kaler tercatat tidak memiliki kasus aktif COVID-19.
2. Total sudah ada 43.395 kasus COVID-19 di Kota Bandung
Sedangkan dari 30 kecamatan yang ada di Kota Bandung, kasus aktif COVID-19 terbanyak berada di Kecamatan Andir. Di wilayah tersebut, kata Rosye, ada sebanyak 8 orang yang terkonfirmasi COVID-19.
Sejauh ini kasus terkonfirmasi COVID-19 secara kumulatif di Kota Bandung ada sebanyak 43.395 orang. Dari total tersebut, ada sebanyak 41.917 orang yang dinyatakan sembuh dan 1.423 orang dinyatakan meninggal.
Menurut Rosye, masih adanya kasus COVID-19 saat ini disebabkan oleh pengetesan yang dilakukan Dinkes melalui setiap Puskesmas. Setiap hari ada 4.000 hingga 5.000 orang yang dites sebagai langkah pelacakan.
"Yang dites itu yang bergejala, misalnya ada warga di kewilayahan yang bergejala seperti batuk, pilek, demam, itu langsung dites oleh Puskesmas," kata dia.
3. Vaksinasi digencarkan di seluruh Puskesmas
Untuk meminimalisir penyebaran virus corona, Pemkot Bandung juga terus gencar melakukan vaksinasi di seluruh Puskesmas menyasar masyarakat yang selama ini belum mendapatkan vaksin atau akan divaksin dosis kedua.
Hingga saat ini masih ada masyarakat yang belum mendapatkan vaksin. Setiap Puskesmas di Bandung diharap bisa memberikan vaksin pada 50 orang. "Jadi kita ingin minimal ada 7.500 sasaran dalam vaksinasi massa kali ini," ujar Rosye.
Sampai saat ini, vaksinasi dosis pertama di Bandung sudah mencapai 98 persen. Angka penerima vaksin remaja rentang umur 12-17 tahun masih banyak bahkan mencapai 104 persen.
Sementara warga masuk kategori lanjut usia (lansia) baru mencapai 78 persen, masysarakat rentan dan umum baru 76,4 persen. "Itu (lansia dan rentan) jadi prioritas kali ini," ungkap Rosye.