Salah satu konten kreator yang mampu menikmati hasil saat ini adalah akun Instagram Urang Purwakarta (@urangpurwakarta ). Akun ini dibuat pertama kali pada 2015 dengan misi sederhana: menyebarkan informasi baik dan menarik tentang Purwakarta. Isi kontennya mulai dari wisata kuliner, prestasi, hingga sejarah.
Tujuannya ialah menginsipirasi masyarakat lokal khususnya generasi muda agar merasa bangga dengan daerahnya. Penggagas Urang Purwakarta adalah Alpiadi Prawira Ningrat (28 tahun).
Alpiadi yang kini mengelola dua akun media sosial Urang Purwakarta sudah berhasil meraup cuan sebesar Rp4juta hingga Rp5 juta per bulan. Tentunya, pekerjaan ini hanya sebagai sampingan. Karena, Alpiadi merupakan salah seorang pekerja di suatu perusahaan.
Dari hasil itu, ia pun bisa mempekerjakan seorang videografer dan berinvestasi untuk membeli peralatan yang dibutuhkan untuk membuat konten.
Lalu, kenapa Alpiadi memilih konten tentang Purwakarta? Konten yang dibagikannya banyak mengulas informasi terkait potensi pariwisata, kebudayaan dan kebanggaan masyarakat di Purwakarta. Alpiadi konsisten membuat konten-konten tersebut di sela-sela waktu bekerja di suatu perusahaan.
Dia menilai banyak potensi Purwakarta yang patut diketahui oleh masyarakat. "Kenapa pilih Purwakarta? Karena tempat kelahiran saya. Jadi, ingin berkontribusi terhadap kampung halaman," kata Alpiadi kepada IDN Times saat dihubungi, Jumat (26/11/2021). Dengan kata lain, Urang Purwakarta merupakan bentuk kecintaannya terhadap kampung halamannya.
Selain Alpiadi, millennial Kota Bandung yang memanfaatkan keberadaan media sosial adalah Azmy Zaidan. Perempuan kelahiran 18 Juli 2001 ini membuat konten yang berkaitan dengan hal budaya dan seni Sunda melalui platform TikTok. Mulai dari bahasa, musik, hingga menari khas warga Sunda dilakoninya.
Kepada IDN Times, Azmy bercerita, kedekatannya dengan berbagai hal tentang Sunda sudah dikenalkan dari kecil oleh ayah dan ibunya. Sang ayah dekat dengan kesenian mulai dari musik hingga tari tradisional. Sedangkan sang ibu lebih handal dalam bernyanyi.
"Jadi dari kecil saya memang senang ikut lomba, bermain di sanggar. Karena penasaran saya juga coba menggeluti sesuatu yang baru, termasuk kesenian," ujar Azmy, Jumat (26/11/2021).
Saat pandemik menyergap Indonesia, Azmy yang aktif melakukan sesuatu sempat kebingungan untuk beraktivitas. Tak ingin berdiam diri saja menerima kondisi tersebut, dia lantas memanfaatkan media sosial untuk berkreasi.
Azmy kemudian membuat konten edukasi berbahasa Sunda. Dari video pertama tersebut ternyata berkesan karena banyak tanggapan positif diberikan pada tuatan komentar.
"Banyak yang support minta lanjutin. Akhirnya sampai sekarang terus lanjut di Tiktok bikin konten semua kaitannya sama Sunda. Baik lagu, nari jaipong, main alat musik, hingga bikin drama Sunda," kata Azmy.
Kegigihan Azmy dalam memperkenalkan kebudayaan Sunda akhirnya membawa dia dalam berbagai kegiatan. Media sosial yang diramu sedemikian rupa berhasil memberikan penghasilan cukup untuknya.
Dalam sebulan, Azmy bisa mendapatkan penghasilan jutaan rupiah hanya dengan konten kesundaannya. Hasil ini memperlihatkan bahwa konten apapun yang dibuat sebenarnya bisa menghasilkan, asal pembuat konten tersebut bisa tekun. Pasar pun bisa terbentuk dengan sendirinya.
Sebagai kalangan millennial, Azmy mengajak anak muda lainnya untuk memanfaatkan berbagai platform media sosial. Jangan takut untuk membuat sesuatu yang dianggap bermanfaat karena semua itu ketika dilakukan dengan tekun maka bisa menghasilkan sesuatu.
"Anak muda jangan takut berkarya dan berekspresi. Semua memiliki kesempatan yang semaa dari Tuhan, tinggal kita manfaatkan. Yakin pada diri sendiri, kalau orang lain bisa kenapa kita enggak," ungkapnya.
Berbeda degan Azmy, kegigihan Rhyma untuk membangun keyakinan masyarakat pada pembuat konten memang tidak mudah. Rhyma bermain media sosial Instagram sejak 2013, dia mulai berkreasi membuat berbagai video untuk dinikmati di dunia maya.
Ketika Instagram baru muncul, Rhyma bersama teman-temannya mulai aktif menggunakan media sosial tersebut. Agar tidak asal menggunggah gambar, dari awal Rhyma coba memotret atau membuat video menggunakan peralatan profesional, sehingga hasil yang didapat bisa optimal ketika disajikan di Instagram.
Perlahan tapi pasti, berbagai unggahan Rhyma di Instagram mulai dilirik. Dia kemudian diminta sejumlah pihak membuatkan video hingga foto yang menarik di media sosial. Jangan tanya bayarannya. Karena di awal pembuatan konten ini, Rhyma hanya dibayar produk bahkan sekedar makan saja.
"Jadi mirip endorse gitu. Ya dibayarnya pakai produk yang kita tampilkan aja. Masih dikit yang kasih pekerjaan karena dulu dipikir masa iyah orang bisa bisa promosikan barang kan," ujarnya.
Sekarang sudah banyak pihak yang minta dibutkan video atau foto oleh Rhyma. Tak jarang dia pun diajak untuk mengulas berbagai produk atau tempat. Dari kerja kerasanya ini, Rhyma sekarang bisa mendapatkan penghasilan mencapai Rp20 juta per bulan.
Rhyma pun mengajak anak muda lainnya untuk bisa berkreasi termasuk memanfaatkan platform media sosial. Di tengah kemajuan jaman ini mudah untuk bisa melakukan hal apa saja termasuk membuat konten yang bisa bermanfaat, termasuk menghasilkan uang.
"Kami harus peka digital dan memanfaatkannya. Asalkan tetap buat konten yang baik dan ikuti aturan, apalagi sekarang kan ada UU ITE. Jadi media sosial ini luas tinggal kita bagaimana mau menyalurkan hobi yang bisa mendapatkan uang," kata dia.
Sebagai pembuat konten berbagai jenama (brand), Rhyma tetap ingin membantu para pelaku UMKM termasuk penjual barang daring (online shop) yang ingin produknya dipublikasikan atau diulas. Tak harus berbayar mahal, Rhyma bahkan bisa memberikan harga tergantung konsumen.
Ini dilakukan tak lain sebagai bentuk memabntu sesama. Uang yang didapat Rhyma pun tak serta merta masuk kantungnya. Nominal yang didapat nantinya disumbangkan kembali kepada mereka yang membutuhkan.
"Kita pakai setiap Jumat. Jadi istilahnya Jumat berkah ini," kata Rhyma.
Dia berharap ke depannya juga makin banyak UMKM baru bisa diajak kolaborasi. Semakin bertumbuhnya jumlah UMKM maka ekonomi di Bandung pun bisa semakin baik.