ilustrasi angin kencang di gunung (pexels.com/Oleksandr P)
Sementara, Kapolres Pangandaran AKBP Andri Kurniawan mengatakan, peristiwa ini bermula saat pesawat latih Cessna 185 PK-SRC milik Fly School Ganesha lepas landas dari Bandara Nusawiru sekitar pukul 10.15 WIB dengan membawa lima orang penerjun.
"Pada ketinggian kurang lebih 10.000 feet terjadi perubahan arah angin yang cukup signifikan. Kondisi ini membuat para atlet kehilangan kendali dan arah pendaratan," ujar Andri dalam keterangan resminya.
Akibat perubahan cuaca tersebut, tiga atlet berhasil melakukan pendaratan darurat di Pantai Bojongsalawe dalam kondisi selamat. Namun, dua atlet lainnya terjatuh ke perairan laut. Satu korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia akibat tenggelam, sementara satu korban lainnya sempat dinyatakan hilang sebelum akhirnya ditemukan dan dipastikan meninggal dunia.
Dua korban meninggal dunia diketahui bernama Rusli dan Widiasih, atlet terjun payung asal Kabupaten Bandung. Sementara tiga korban selamat yakni Khudlori, Muhammad Almuthofa, dan Karni, telah mendapatkan penanganan medis dan dinyatakan selamat.
"Kondisi gelombang cukup tinggi dan angin cukup kuat. Hal ini menjadi kendala dalam proses pencarian dan evakuasi,” katanya.
Sebagai informasi, kegiatan terjun payung ini berlangsung selama dua hari, yakni 30 hingga 31 Desember 2025. Namun, setelah ada musibah seluruh rangkaian acara resmi dihentikan demi kepentingan keselamatan dan penyelidikan.