Bandung, IDN Times - 67 tahun silam, tepatnya pada 18 April 1955, Indonesia ikut serta dalam lahirnya sejarah Konferensi Asia Afrika (KAA). Kala itu perwakilan 29 negara hadir di Kota Bandung untuk membahas berbagai persoalan penting di dunia, termasuk permusuhan dan peperangan yang masih kerap terjadi.
Berbagai masukan dari setiap negara mulai dari masalah perekonomian hingga kebudayaan dibahas dalam konferensi ini. Dikutip dari laman asiafricamuseum.org, Deklarasi dalam komunike hasil konferensi kemudian dikenal dengan Dasasila Bandung, yaitu suatu pernyataan politik berisi prinsip-prinsip dasar dalam usaha memajukan perdamaian dan kerja sama dunia.
Adapun isi Dasasila Bandung:
- Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuantujuan serta asas-asas yang termuat dalam Piagam PBB.
- Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa.
- Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa besar maupun kecil.
- Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soal-soal dalam negeri negara lain.
- Menghormati hak tiap-tiap bangsa untuk mempertahankan diri sendiri secara sendirian atau secara kolektif yang sesuai dengan Piagam PBB.
- 1) Tidak mempergunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negaranegara besar. 2) Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain.
- Tidak melakukan tindakan-tindakan atau ancaman agresi ataupun penggunaan kekuasaan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik suatu negara.
- Menyelesaikan segala perselisihan-perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrase atau penyelesaian hakim, ataupun lain-lain cara damai lagi menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan yang sesuai dengan Piagam PBB.
- Memajukan kepentingan bersama dan kerja sama.
- Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.