Sementara itu PKB dan PDIP Jabar sudah melakukan pertemuan dalam beberapa waktu kemarin. Keduanya sepakat mengung Ono Surono-Acep Adang Ruhiyat untuk Pilgub Jawa Barat. Pasangan ini sudah diserahkan ke pengurus pusat untuk disahkan.
Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Barat Ketut Sustiawan mengatakan, berdasarkan komunikasi politik yang terjalin, PDIP menemukan kesamaan visi dan misi dengan PKB.
"Untuk Pilgub Jabar ada kesepakatan, untuk calon gubernurnya ada Ono Surono dan wakilnya Kiai Acep Adang, yang akan kami bawa ke DPP masing-masing. Di Jawa Barat kami bersepakat untuk melanjutkan kerja sama ini di tingkat provinsi dalam hal kontestasi Pilkada Jawa Barat," ujar Ketut.
Pertemuan ini turut dihadiri langsung Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat Ono Surono dengan Ketua DPW PKB Jawa Barat Syaiful Huda. Bahkan, PKB hadir bersama dengan Dewan Syuro dan Acep Adang Ruhiyat.
"Mudah-mudahan tidak ada perubahan, karena kami tidak tahu bagaimana di tingkat nasionalnya nanti. Namun intinya kami menemukan kesepahaman dan bersepakat untuk menjalin kerja sama politik di Pilkada Jawa Barat, termasuk Pemilihan Gubernur Jawa Barat," katanya.
Selain itu, Ketut mengungkapkan, jumlah kursi yang dimiliki PDIP dan PKB sudah cukup untuk mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat 2024. PDI Perjuangan memiliki 17 kursi di DPRD Jawa Barat, sementara PKB dengan 15 kursi.
"Pasangan Ono Surono-Acep Adang Ruhiyat ini mempresentasikan wilayah Pantura dan Priangan. Dan pasangan ini merupakan sosok ideal karena perpaduan antara nasionalis dan religius" ujarnya.
Selain Pilgub Jabar, Ketut mengatakan, kerja sama politik dengan PKB dilakukan di 13 kabupaten/kota di gelaran Pilkada 2024.
"Kerja sama dengan PKB ada di Kabupaten Tasikmalaya, Depok, Bogor. Kemudian di Kota Bandung, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, dan beberapa daerah lainnya," kata dia.
Sebelumnya, wacana koalisi PDIP dan PKB ini sudah lama direncanakan. Bahkan sempat muncul poster Koalisi Santri. Ketua DPD PDIP Jawa Barat, Ono Surono mengatakan, komunikasi politik dengan PKS dan PPP sudah terjalin dan memang ada pembicaraan untuk membentuk poros baru menandingi KIM.
"Kami yang menggagas, yang pertama ketemu lengkap PDIP, PKS dan PPP. Terus kemudian ketemu PKS bertemu dengan Nasdem, saya ketemu dengan PKB kami punya keinginan saat itu untuk membuat hanya dua pasang, KIM dilawan gabungan partai-partai itu," kata Ono.
Dengan kondisi dinamika politik saat ini, Ono menuturkan, semua kemungkinan masih bisa terjadi termasuk koalisi partai di luar KIM untuk Pilgub Jawa Barat. Menurutnya, apa yang nantinya terjadi di Pilgub Daerah Khusus Jakarta, belum tentu akan terjadi di Jabar.
"Apakah masih sangat mungkinkan? ya masih, apa yang terjadi di DKI belum tentu terjadi di Jabar," tuturnya.