Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
(Istimewa)

Bandung, IDN Times - Rumah sakit khusus untuk jantung menjadi kebutuhan yang paling penting untuk warga Jawa Barat (Jabar). Urusan mendirikan rumah sakit khusus jantung ini memiliki beberapa tantangan tersendiri.

Beberapa tantangan itu diungkapkan langsung oleh Direktur Utama PT Hasna Medika Group, Gugun Iskandar Hidayat. Menurutnya, dalam mendirikan rumah sakit khusus jantung ada aturan tersendiri. Sehingga, perusahaan yang dinauingnya ini baru bisa membuat klinik khusus jantung.

"Regulasi yang agak berat kalau bikin rumah sakit. Karena membuat rumah sakit ini investasi besar, alat kesehatan cukup mahal dan juga ada kewajiban ada alat kateterisasi jantung (cath lab) dan itu biaya mahal. (Misalnya) alat capai Rp12 miliar," ujar Gugun saat meresmikan Klinik Jantung Hasna Medika di Jalan Cinunuk, Kabupaten Bandung, Rabu (1/2/2023).

1. Pemerintah tengah melakukan moratorium pembangunan RS Jantung

(Istimewa)

Selain itu, dalam regulasi ini juga ada andil dari pemerintah pusat. Apalagi, saat ini untuk pembangunan Rumah Sakit Jantung tengah dalam moratorium. Artinya, pemerintah masih menimbang semua izin pembangunan rumah sakit khusus jantung.

"Sekarang belum ada kerja sama baru rumah sakit kateterisasi jantung, jadi kita belum bisa melakukan tindakan itu," ucapnya.

2. Klinik Hasna Medika hadir di Kabupaten Bandung

(Istimewa)

Gugun menjelaskan, klinik baru Hasna Medika di Kabupaten Bandung ini menyediakan beberapa fasilitas untuk perawatan jantung. Masyarakat bisa datang untuk rawat jalan, dan bisa memeriksakan tentang kesehatan jantungnya.

"Fasilitas di sini ada rawat jalan ada spesialis penyakit dalam, paru, dan rehab, ada dokter umum juga, kemudian rawat inap juga ada. Kemudian ada laboratorium farmasi dan gizi. IGD 24 jam juga ada," katanya.

3. SDM mengandalkan warga di sekitar rumah sakit

Ilustrasi sakit jantung (samaritannj.org)

Ada beberapa alasan PT Hasna Medika membuka klinik khusus jantung di Kabupaten Bandung. Salah satunya memenuhi dan mempermudah masyarakat Kabupaten Bandung untuk berobat persoalan jantung.

"Kita ada 47 (SDM) dan ada 33 dari kita dan ada yang outsourcing. Alhamdulillah 70 persen SDM dari masyarakat sekitar, jadi diharapkan ini juga membuka pekerjaan masyarakat sekitar," kata dia.

Editorial Team