Bandung, IDN Times - Setiap waktu liburan Saung Anklung Ujdo menjadi salah satu tujuan wisatawan yang datang ke Kota Bandung. Mereka biasanya mendapatkan pertujukan pageleran dengan memainkan angklung dan berbagai kesenian lainnya.
Namun sayang kegiatan di tempat wisata tersebut sekarang tidak bisa dilaksanakan secara maksimal. Terjadi kisruh dalam pengelolaan yang membuat tempat pagelaran seni dan budaya di obyek wisata ini mendapatkan penolakan dari salah satu anak Udjo Ngalagena atau Mang Udjo, yakni Daeng Oktaviandi Udjo.
Saat ini kegiatan seni budaya yang biasanya digelar di tempat pagelaran dipindahkan ke bagian belakang kawasan obyek wisata.
Dari informasi yang diterima IDN Times, polemik ini terjadi antara 10 anak Mang Udjo atau pewaris Saung Angklung Udjo. PT Saung Angklung Udjo didirikan tahun 2007 oleh sembilan saudara Daeng yang salah satu di antaranya sudah meninggal. Sembilan anak Mang Udjo, tidak termasuk Daeng, membuat PT baru, di mana PT Saung Udjo diganti PT Saung Angklung Udjo.
Selama masih kisruh belum menemukan titik temu, Daeng menolak pagelaran seni budaya digelar di tempat pertunjukkan. Menurut Daeng, ada haknya di tempat pertunjukan itu sesuai mandat Mang Udjo yang mewariskan tempat wisata ini kepada 10 anaknya.
“Saat menuntut jangan ada aktivitas, kenapa? Karena tidak ada kekuasaan dan legalitas PT SAU (Saung Angklung Udjo) dan saat ini PT SAU kekeuh, mereka berhak mempergunakan ini (ada hak Daeng di tempat pertunjukan),” kata Daeng dalam konferensi pers di Saung Angklung Udjo, Selasa (23/12/2025).
