Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kisruh Internal Pengelola, Bandung Zoo Belum Dibuka untuk Umum

WhatsApp Image 2025-07-04 at 11.46.48 AM.jpeg
Kebun Binatang Bandung (Bandung Zoo). IDN Times/Debbie Sutrisno
Intinya sih...
  • Keselamatan satwa harus diutamakan
    • Manajemen baru YMT mematuhi opsi Pemkot Bandung untuk mengajukan pencabutan izin lembaga konservasi Bandung Zoo ke Kementerian Kehutanan.
    • Pemkot Bandung bakal gandeng Kemenhut jika konflik internal tak kunjung selesai.
    • Konflik dengan Taman Safari Indonesia mengancam keselamatan satwa di Bandung Zoo.
    • Pemkot Bandung bakal gandeng Kemenhut
      • Pemkot Bandung membuka opsi melibatkan Kemenhut untuk mencabut izin lembaga konservasi YMT sebagai pengelola
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Polemik di manajemen pengelola Bandung Zoo terus berlanjut. Penutupan akses yang dilakukan pada Rabu (6/8/2025), dipastikan belum akan dibuka dalam waktu dekat. Meski ada pengumuman bahwa operasional Bandung Zoo bisa dilakukan kembali akhir pekan ini, tapi informasi itu masih disanggah oleh pihak manajemen.

"Dari BKAD dan Polrestabes Bandung, kami tidak ada pemberitahuan sampai kapan penutupan akan berlangsung. Mestinya memang sampai ada keputusan lebih lanjut dari pemerintah," kata Yulita selaku Juru Bicara Yayasan Margasatwa Indonesia (YMT), Jumat (8/8/2025).

Menurutnya, dia sudah mendapat informasi bahwa ada narasi Bandung Zoo akan dibuka akhir pekan ini oleh manajemen lama melalui media sosial BandungZoo. Namun, Yuli heran dengan unggahan tersebut karena hingga saat ini tidak ada dasar untuk mereka menjalankan kembali Bandung Zoo.

"Sekali lagi, kami heran kenapa bisa se-confident itu, info dari mana atau atas dasar apa. Sementara kami tidak mendapat update (infor terbaru) apapun," kata dia.

1. Keselamatan satwa harus diutamakan

Potre kandang singa di Bandung Zoo (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)
Potre kandang singa di Bandung Zoo (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Sebelumnya, Pimpinan manajemen baru Yayasan Margasatwa Indonesia (YMT) John Sumampau mematuhi opsi Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat, untuk mengajukan pencabutan izin lembaga konservasi Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoo ke Kementerian Kehutanan.

"Kami menghormati keputusan apapun dari pemerintah terhadap pengelolaan Kebun Binatang Bandung," kata John Sumampau melalui siaran pers.

Ia menambahkan langkah berikutnya yang akan diambil timnya adalah mengembalikan satwa-satwa yang dipinjam Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoo dari Taman Safari sejak 2020 yakni jerapah, lechwe, gnu (wildebeest), dan satwa-satwa animal show.

"Masih ada kewajiban-kewajiban terkait peminjaman satwa itu yang juga belum diselesaikan YMT," ungkap John.

Menanggapi insiden yang terjadi pada Rabu (6/8/2025), John Sumampauw menjelaskan penutupan sementara yang dilakukan adalah langkah pengamanan aset Pemkot Bandung.

"Dasar kami mengamankan adalah Berita Acara (BA) Penitipan Barang Bukti dari Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Barat, kami diperintahkan Kejati untuk menjaga aset tersebut," katanya.

Ia menyebutkan langkah ini pun merupakan tindak lanjut dari rapat yang diselenggarakan pada Senin 28 Juli 2025, yang dihadiri oleh perwakilan dari Pemkot Bandung, Kejati Jawa Barat, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Rapat tersebut membahas pemanfaatan dan pengamanan Barang Milik Daerah (BMD) berupa tanah yang berlokasi di Jalan Kebun Binatang Nomor 4-6, Bandung.

John menegaskan meski berada di tengah konflik, keselamatan satwa adalah prioritas utama. "Saat menutup Kebun Binatang Bandung kemarin, saya menunjuk dan membawa tim keeper untuk menjaga operasional harian perawatan satwa tetap berjalan, seperti pemberian pakan," katanya.

John juga menyoroti kesulitan dalam operasional kemarin. "Kiriman pakan satwa kemarin pagi itu pun tidak bisa masuk," katanya.

2. Pemkot Bandung bakal gandeng Kemenhut

WhatsApp Image 2025-07-04 at 11.46.47 AM.jpeg
Kebun Binatang Bandung (Bandung Zoo). IDN Times/Debbie Sutrisno

Sementara itu, Pemkot Bandung membuka opsi melibatkan Kemenhut untuk mencabut izin lembaga konservasi Yayasan Margasatwa Tamansari selaku pengelola. Kepala Sub Bidang Pengamanan Barang Milik Daerah dan Pencatatan Barang Persediaan BKAD Kota Bandung, Herman Hari Rustaman mengatakan bahwa opsi itu diambil apabila konflik internal antara dua manajemen yang berselisih berlanjut dan tidak kunjung diselesaikan.

"Kalau dua kubu yayasan tidak bisa berdamai, Pemkot Bandung akan bersurat ke Kementerian Kehutanan untuk mengajukan pencabutan izin lembaga konservasi," ujar Herman.

Menurutnya, opsi tersebut merupakan tindak lanjut dari kesepakatan dalam rapat bersama Kemenhut pada 10 April 2025. Dalam rapat tersebut disepakati bahwa apabila proses pemanfaatan aset secara damai tidak dapat dilakukan, maka Pemkot Bandung dapat mengusulkan pencabutan izin pengelolaan.

Selanjutnya, kata dia, Kemenhut akan menunjuk tim pengelola sementara melalui Surat Keputusan Menteri dengan melibatkan Pemkot Bandung dan pihak-pihak terkait lainnya.

"Kalau sudah deadlock, pemerintah harus turun tangan. Karena urusan satwa itu menjadi kewenangan Kementerian Kehutanan. Sedangkan kami di Pemkot hanya mengelola aset tanahnya," katanya.

Herman menegaskan, pemkot tidak ingin terjadi kerugian daerah akibat konflik internal yayasan, terutama apabila ada bisnis berjalan namun tidak ada kontribusi terhadap pendapatan daerah dari sisi pemanfaatan lahan.

3. Pengelola lama sebut ini bukan konflik biasa

WhatsApp Image 2025-07-04 at 11.46.48 AM.jpeg
Kebun Binatang Bandung (Bandung Zoo). IDN Times/Debbie Sutrisno

Sementara itu, Yaya Suhaya selaku Ketua Serikat Pekerja Mandiri Derenten (SPMD) menjelaskan bahwa konflik beberapa hari kemarin diduga berasal dari Taman Safari Indonesia (TSI) menggandeng security Red Guard menyerbu kebun binatang Bandung.

Gerbang utama didobrak, pintu manajemen dijebol, dan para pekerja yang menginap di dalam dipaksa keluar secara paksa. Tak hanya karyawan, belasan petugas keamanan internal Bandung Zoo pun ikut diusir.

“Kami sangat khawatir terhadap satwa, terutama bayi-bayi yang harus diberi pakan pagi hari. Kalau tidak segera ditangani, bisa mati satu per satu,” ungkap Yaya.

Tak satu pun bisa masuk ke area kerja untuk memberi makan satwa, termasuk bayi-bayi hewan yang butuh susu dan perawatan intensif. Kendaraan pengangkut pakan pun tertahan.

“Ini bukan konflik biasa. Ini sudah masuk tahap pengambilalihan paksa, dan satwa jadi sandera,” ujar Humas Bandung Zoo, Sulhan Syafei.

Sulhan mengatakan, atas peristiwa tersebut,

General Manager Bandung Zoo, Petrus Arbeny, telah melaporkan insiden ini ke Polrestabes Bandung. Namun hingga siang hari, belum tampak langkah konkret dari pihak kepolisian untuk mengamankan kebun binatang dan menjamin keselamatan ratusan satwa di dalamnya.

Pengunjung pun jadi korban karena tiket yang dibeli via Traveloka tidak bisa digunakan. Tak ada kejelasan, tak ada pengumuman resmi. Yang ada hanya kericuhan dan ketakutan.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us