Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
dok Diskominfo Purwakarta
dok Diskominfo Purwakarta

Purwakarta, IDN Times - Suara melengking Edah Jubaedah masih bertenaga saat membawakan lagu “Bapak Tani” diiringi musik tradisional khas Jawa Barat. Penampilannya berhasil menghibur bupati beserta para penonton di Bale Yudhistira Sekretariat Daerah Purwakarta, Senin (25/7/2022) malam lalu.

Pesinden yang telah berusia senja itu disebut-sebut sebagai satu-satunya murid yang masih hidup dari pesinden legendaris asal Purwakarta, Upit Sarimanah (16 April 1928-11 Februari 1992). Karena itu, Edah pun sengaja diminta membawakan salah satu lagu yang dipopulerkan gurunya pada acara itu.

Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika mengatakan jika panggung musik kali ini merupakan bentuk penghargaan terhadap warga Purwakarta yang inspiratif, yakni Upit Sarimanah.

"Semoga bisa memotivasi kita semua, khususnya anak-anak muda Purwakarta untuk melahirkan karya-karya seperti beliau ini," katanya, Kamis (28/7/2022).

Acara tersebut memang didedikasikan secara khusus bagi mendiang Upit Sarimanah atas karya-karyanya yang menginspirasi hingga saat ini. Penyelenggaraannya juga sekaligus untuk memperingati Hari Jadi ke-191 Purwakarta dan 54 tahun berdirinya Kabupaten Purwakarta.

1. Upit sempat tampil di berbagai negara pada masa kejayaannya

dok datasunda

Tembang “Bapak Tani” menjadi salah satu lagu yang dipopulerkan oleh Upit Sarimanah di masa kejayaannya sekitar 1950-an hingga 1970-an. Pesinden bernama asli Suryamah dikenal lewat lagu “Mojang Priangan” serta lagu lain seperti “Bajing Luncat”, “Sakadang Kuya jeung Monyet”, “Kukupu”, dan “Sedih Prihatin”.

Cucunya, Asep mengakui karier Upit Sarimanah sebagai pesinden dimulai sejak bergabung dengan Radio Republik Indonesia. Neneknya diketahui sering tampil di berbagai daerah di Indonesia, bahkan hingga ke Malaysia, China hingga Amerika.

2. Upit Sarimanah disamakan seperti pendakwah Mamah Dedeh

Editorial Team

Tonton lebih seru di