Ilustrasi TPPO. (IDN Times/Mardya Shakti)
Dengan sisa uang sekitar 100 dolar AS dari tabungan gaji selama lima bulan, Dimas dan istrinya bertahan hidup di penginapan murah hingga akhirnya mendapatkan pendampingan dari KBRI dan aparat Indonesia. Proses pemulangan pun dilakukan melalui koordinasi lintas negara. Bareskrim Polri akhirnya memulangkan Dimas dan istrinya bersama tujuh WNI lain dari berbagai daerah.
Setibanya di Indonesia, kepulangan mereka disambut haru oleh keluarga. Pada Senin (29/12/2025), Dimas dan istrinya bersama keluarga menemui Bupati Kuningan, Dian Rachmat Yanuar, di ruang kerja bupati. Pertemuan tersebut turut didampingi Ketua Masyarakat Peduli Kuningan (MPK) Yusuf Dandi dan Kepala Disnaketrans Kabupaten Kuningan, Guruh Zulkarnaen.
Diketahui, kabar dua orang warga Kuningan ini terungkap setelah sebuah video sepanjang 2 menit 19 detik beredar di media sosial.
Tampak dalam rekaman itu, DS (25) dan istrinya, NAS (30), duduk di ruangan gelap bersama beberapa orang lain. Suara mereka bergetar, raut wajah tegang, dan permohonan untuk dipulangkan terdengar berulang.
Cuplikan itu menggambarkan kondisi genting yang dialami pasangan muda tersebut di Kamboja, lokasi yang belakangan kerap dikaitkan dengan eksploitasi pekerja migran dalam industri judi online.
Isyarat ancaman semakin nyata ketika Bupati Kuningan, Dian Rachmat Yanuar, menerima panggilan video langsung dari DS. Dari layar ponselnya, Dian menyaksikan luka menganga di lutut korban, bekas jahitan di tubuh, serta penjelasan tentang kekerasan yang mereka alami.
Informasi internal menunjukkan, kata Dian, DS berangkat ke Kamboja berbekal tawaran bekerja sebagai admin kegiatan judi online. Janji upah besar menjadi magnet awal. Namun begitu tiba, realitas berubah drastis.
Jam kerja memanjang tanpa jeda memadai, tekanan psikis diberikan berkali-kali, dan kekerasan fisik muncul ketika DS diduga mencoba kabur.
"Benturan keras batang besi meninggalkan luka pada kepala dan kaki. Sementara NAS mengalami tekanan mental intens, membuat keduanya berada dalam situasi tidak berdaya," ujar Dian.