Kuningan, IDN Times – Sebelum dikenal menjadi Desa Wisata, Desa Cibuntu, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, bisa dibilang sebagai desa tertinggal. Lokasinya berada di kawasan kaki Gunung Ciremai, di mana dulunya ramai dengan aktivitas penambang pasir.
Ketika itu, hilir mudik iring-iringan truk tak pernah sepi menuju kawasan tambang. Banyak warga resah, khususnya warga petani dan peternak Desa Cibuntu.
Warga tak punya pilihan, saat melihat kegiatan orang mengeksploitasi sumber daya alam yang tak tahu dari mana berasal. Ada pula sebagian warga yang menggantungkan hidupnya dari aktivitas penambangan pasir ilegal tersebut.
Namun kini semua itu berubah. Desa Cibuntu menjelma sebagai desa wisata yang meraih banyak penghargaan di level nasional dan internasional.
Kepala Desa Cibuntu Awam Hamara mengakui, kondisi Desa Cibuntu sekarang sudah berubah drastis dari sebelum tahun 2000. Kondisi desa saat itu sulit dilalui kendaraan menuju pemukiman warga. Akses jalan yang licin dan terpencil, membuat Desa Cibuntu tak begitu dikenal oleh desa lain.
“Dulu, ketika orang mendengar kata Cibuntu, yang tahu cuma tambang pasir. Jumlah penduduk warga sini terbilang sedikit. Kebanyakan petani dan peternak kambing,” ujarnya saat ditemui IDN Times di Balai Desa Cibuntu, Jumat (12/11/2021).