Wali Kota Bandung, Yana Mulyana (IDN Times/Galih Persiana)
Dengan semua kinerja Yana Mulyana yang belum maksimal dan belum memunculkan identitas Bandung, Pengamat politik dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. Karim Suryadi mengatakan, hal ini bisa menjadi kelemahan Yana untuk maju dalam Pilwalkot 2024.
Dia juga sependapat jika Yana belum mampu membuat Kota Bandung beridentitas seperti kepemimpinan pendahulunya, misalnya Ridwan Kamil. Menurutnya, pada masa itu, Ridwan Kamil jelas membuat label, penataan kota, keindahan kota, hingga peningkatan indeks kebahagiaan.
Selain itu, kepemimpinan almarhum Mang Oded juga sudah jelas. Seperti bagaimana menfokuskan dakwah dan silaturahmi masyarakat, pendekatan pembangunan, pembangunan politik menurut silaturahmi, kaidah etika dan akhlak Islam.
"Lalu apa Yana? Sampai sekarang masih enggak jelas. Apakah dia akan majukan kepemudaan karena sebagai tokoh KNPI itu tidak muncul. Budayawan apalagi," kata dia.
Oleh karena itu, dengan kinerjanya yang gini-gini aja, Karim mengatakan, bukan hanya menjadi bumerang di Pilwalkot 2024. Namun, menjadi kelemahan utama cara Yana mem-branding dirinya dan tidak bisa menjalankan manajemen pemerintahan.
"Hal ini dapat membuat sulit bagi masyarakat untuk mengidentifikasi bahwa dia bagian dari Yana atau bukan. Karena enggak ada, gak ada label yang bisa menyatukan keragaman kehendak orang Bandung," kata dia.
Selain itu, dia berpandangan, sosok Yana Mulyana tidak bisa keluar dari bayangkan bayang-bayang almarhum Oded M. Danial. Sehingga sangat kecil potensi Yana maju kembali dalam Pilwalkot 2022.
"Terbukti ketika ditinggal Mang Oded, Yana teu boga ojah dalam artian tidak kelihatan seperti apa kecuali hanya menebar baliho sendirian," ujar Karim saat dihubungi, Sabtu (29/10/2022).
Dengan Yana menebar baliho seorang diri, kata dia, hal ini menunjukkan keterpaksaan untuk menjadi Wali Kota Bandung. Adapun jika Yana ngotot mencalonkan diri kembali, akan ada dua tantangan yang harus dihadapi.
Tantangan pertama, dia menjelaskan, Yana harus mencari cara bagaimana bisa keluar dari bayang-bayang almarhum Oded M. Danial. Bahwa melenggangnya dia ke Pemkot itu bukan hanya mengikuti almarhum, tapi juga punya kontribusi sendiri.
Kemudian, kedua, Yana harus mampu menunjukkan kinerja dan keberadaan bahwa persoalan yang ditinggalkan oleh almarhum itu selesai dan ada terobosan yang dihasilkannya secara sendiri.
"Jadi tidak popularitas, tidak dalam hal kinerja. Juga dalam ketokohan. Memang dia belum banyak berubah menurut saya," kata dia.