Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_20251125_103142.jpg
Diskusi Industri Keramik di Kota Bandung. IDN Times/Debbie Sutrisno

Intinya sih...

  • Industri keramik harus tingkatkan standarisasi dan teknologi

  • Teknologi luar sudah canggih, industri lokal harus bersaing

  • Utilisasi industri keramik nasional masih di 70 persen, perlu ditingkatkan

  • Kemenperin berharap industri keramik naik kelas menjadi lebih modern dan efisien

  • Sasaran utama program SBIN adalah meningkatkan pemerataan ekonomi melalui pengembangan industri rakyat dan IKM

  • Prioritas strategi SBIN termasuk perlindungan pasar domestik, penguatan instrument tarif dan non-tarif barrier, serta pengembangan industri halal

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Kementerian perindustrian (Kemenperin) meminta para pelaku industri keramik bisa meningkatkan standarisasi dan teknologi dalam pembuatan produk. Perbaikan ini bukan hanya berdampak pada efisiensi tapi juga hasil dari produk tersebut.

Sekretaris Balai Standarisasi Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Muhammad Taufik mengatakan, kedua hal tersebut sangat penting karena produk dalam negeri sekarang harus banyak bersaing dengan produk impor yang didominasi dari Cina.

"Harapannya kan tadi tidak masuk (impor) dan kita bisa mengandalkan idnustri dalam negeri sehingga ketika konsumen membeli ini mereka tahu bahwa ini sesuai dengan standar nasional Indonesia (SNI)," ujar Taufik dalam diskusi di Bandung, Selasa (25/11/2025).

Dia menyebut bahwa saat ini Kemenperin terus meningkatkan daya saing industri nasional melalui peluncuran Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN), sebuah kerangka strategis jangka panjang yang dirancang untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi sekaligus memastikan kualitas pembangunan menuju Visi Indonesia Emas 2045.

1. Jangan sampai industri lokal kalah saing

Diskusi Industri Keramik di Kota Bandung. IDN Times/Debbie Sutrisno

Menurut Taufik, saat ini penggunaan teknologi di luar negeri sudah sangat canggih. Sehingga selain bagus industri luar pun sangat efisien dalam membuat produk.

Perbaikan itu yang harus dilakukan oleh industri dalam negeri untuk bisa bersaing termasuk ketika mereka ingin melakukan ekspor.

"Apalagi teknologi ini harus di-upgrade (terus berubah) agar ke depannya standar produk kita semakin membaik kan. Itu yang kami harapkan," kata dia.

2. Utilisasi masih berada di angka 70 persen

Seseorang memegang mangkuk keramik dengan tangan. (Photo by Annushka Ahuja, Pexels)

Taufik menuturkan, industri keramik nasional saat ini memiliki kapasitas produksi terpasang mencapai 625 juta meter persegi. Dengan kapasitas tersebut, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan keramik nasional tanpa harus bergantug pada impor.

Tingkat utilisasi industri keramik nasional menunjukan trend positif sepanjang awal tahun 2025. Utilisasi sektor industri keramik nasional pada kuartal I tahun 2025 telah mengalami peningkatan ke angka 75 persen, di mana sebelumnya 60 persen pada awal tahun 2024. Kinerja membaik ini tidak lepas dari sinergi berbagai pemangku kepentingan terkait melalui penerapan kebijakan strategi.

Kemenperin berharap keramik dan mineral nonlogam adalah agar mereka dapat naik kelas menjadi industri yang lebih modern, efisien, dan berdaya saing global, dan kunci untuk mencapai hal ini adalah melalui adaptasi teknologi.

IKM diharapkan mampu mengadopsi prinsip Industri 4.0 dalam skala yang sesuai, seperti otomatisasi proses tertentu, pemanfaatan teknologi informasi untuk manajemen inventaris dan pemasaran digital, serta penggunaan teknologi ramah lingkungan.

"Dengan berinvestasi pada teknologi, IKM dapat meningkatkan kualitas desain, mencapai produksi yang lebih presisi, dan membuka peluang untuk ekspor, sehingga mampu bertransformasi dari sekadar produsen lokal menjadi pemain yang relevan di pasar yang lebih besar," kata dia.

3. Perkuat sektor hilirisasi

ilustrasi motif keramik (pexels.com/pixabay)

Kepala Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam, Azhar Fitri mengatakan, sasaran utama dalam pelaksanaan program SBIN adalah meningkatkan pemerataan ekonomi melalui pengembangan industri rakyat dan IKM yang dimulai dari industri di pedesaan dan terintegrasi dengan industri di kota dan Kawasan industri; mempercepat pengembangan industri yang selaras dan harmonis dengan lingkungan, alam dan budaya.

Langkah ini pun menjadari cara pembangunan industri hijau dan industri biru yang ramah lungkungan; meningkatkan lapangan keja yang berkualitas, mendukung kewirausahaan dan mengembangkann industri kreatif; hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.

"Prioritas utama dari strategi ini diataranya adalah perlindungan pasar domestik dengan memperluas cakupan TKDN, dan penguatan instrument tarif dan non tarif barrier. Selain itu industri halal sebagai motor baru pertumbuhan industri menjadi salah satu prioritas utama," kata dia.

Editorial Team